Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Nyaris Rp14.000/USD, Ini Komentar Sri Mulyani hingga Gubernur BI

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Sabtu, 28 April 2018 |17:39 WIB
Rupiah Nyaris Rp14.000/USD, Ini Komentar Sri Mulyani hingga Gubernur BI
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Pergerakkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tren depresiasi.

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat 20 April 2018, Rupiah terpukul ke level Rp13.893 per USD. Pelemahan ini pun terus berlanjut, Rupiah bergerak mendekati Rp14.000.

Rupiah pernah berada di level Rp13.970 per USD pada Selasa 24 April 2018. Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 April 2018, Rupiah berada di level Rp13.879 per USD.

Kondisi ini pun menjadi pembicaraan hangat baik oleh pengamat, investor, hingga tentunya pemerintahan.

Baca Juga: Gubernur BI : Fluktuasi Rupiah Tak Berpengaruh Besar pada Korporasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardiojo angkat bicara tentang pelemahan ini.

Berikut pernyataan beberapa pejabat seperti yang dirangkum Okezone, Jumat (28/4/2018).


1. Sri Mulyani: Rupiah melemah karena AS

Sri Mulyani mengatakan, penyebab pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dikarenakan faktor-faktor eksternal khususnya dari Amerika. Menurutnya, saat ini ekonomi  Amerika Serikat  mengalami perbaikan yang bisa terlihat dari rendahnya inflasi serta adanya perbaikan dari sisi ketenagakerjaan.  
Apalagi dengan terpilihnya Gubernur Bank Sentral Amerika yang baru ada beberapa kebijakan yang membuat nilai tukar dolar AS mengalami kenaikan. Salah satunya adalah rencana The Fed (Bank Sentral Amerika) untuk menaikkan suku bunganya.

Belum lagi, lanjut wanita yang disapa Ani, ada beberapa kebijakan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan pajak. Maka sangat wajar jika nilai mata uang dolar terus mengalami kenaikan.  

Walau demikian, dia meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia tidak perlu panik. Menurutnya, pelemahan mata uang Rupiah terhadap dolar AS bukan hanya tidak hanya terjadi pada Indonesia.

"Karena Amerika Serikat (AS) adalah negera terbesar jadi akan mempengaruhi seluruh dunia. Kita memperhatikan berdasarkan pergerakan mata uang yang lain dan juga juga terhadap dolar itu sendiri. Masyarakat perlu terus diberikan informasi, sehingga mereka menjadi lebih tenang," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 26 April 2018.

2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution: Prediksi Rupiah Tak Akan Kembali ke Rp13.500 per USD

Senada dengan Sri Mulyani, Menko Darmin menilai pelemahan didorong kondisi AS. Disisi lain, pelemahan juga muncul akibat perang dagang AS-China yang saat ini masih terus berlanjut.

Dengan keadaan ini maka dia menilai, tekanan akan berhenti saat masalah global juga kembali membaik. Tapi membaiknya Rupiah setelah tekanan mungkin tidak bisa ke kondisi semula di kisaran Rp13.500 per USD.

"Kalau pasar sedang bergejolak, itu selalu akan ada waktunya untuk (Rebound) mungkin tidak kembali ke Rp13.500 per USD atau Rp13.400 per USD," katanya di Hotel Four Season, Jakarta, Selasa 24 April 2018. (yau)

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement