JAKARTA - Di tengah jatuhnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut memerah. Sebab, investor asing banyak melarikan investasinya ke luar pasar modal Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan, IHSG bertopang pada kekuatan investor domestik. Samsul menyebut, kepemilikan antara investor asing dan investor domestik cukup berimbang.
"Dengan kondisi yang ada beberapa waktu belakangan, di mana asing sebagian juga sudah melakukan net sell dan kekuatan lokal mudah-mudahan bisa meredam keluarnya sebagian investasi asing," ujarnya di Gedung BEI, Selasa (24/4/2018).
Baca Juga: Rupiah Dibuka Nyaris Tembus Rp14.000/USD
Di samping investor domestik, IHSG juga ditopang oleh kinerja emiten sehingga tidak jatuh lebih dalam. Samsul memaparkan, kurang lebih 70% emiten yang tercatat di pasar modal memiliki performa yang baik.
"Tentunya akan ada strategi dari pihak foreign investor untuk mereka akan keluar dari Indonesia atau mereka akan tetap mempertahankannya di Indonesia. Mengingat sebagian dari emiten kita juga mempunyai performa yang cukup bagus," jelas dia.
Sebelumnya, pantauan Bank Indonesia menyebutkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, dari awal tahun hingga periode dua sampai tiga hari lalu mengalami depresiasi hingga 2,23%. Akan tetapi, pelemahan Rupiah cenderung lebih baik ketimbang koreksi mata uang negara berkembang lainnya, seperti Brazillian Real (turun 2,81%), Indian Rupee (turun 3,38%), Philippine Peso (turun 4,15%), dan Turkish Lira (turun 6,54%).
Dua negara berkembang yang masih kokoh terhadap Dolar AS adalah mata uang Thailand, Thai Baht yang menguat 4,01% dan mata uang Malaysia, Ringgit Malaysia yang terapresiasi 3,82%.
Bank Sentral menyebut, pelemahan Rupiah disebabkan oleh sentimen global. Pasar melakukan antisipasi atas kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat The Fed yang diyakini akan lebih agresif. Di samping itu, gejolak pasar global juga dipengaruhi kenaikan imbal hasil surat berharga Amerika Serikat (US Treasury) yang hampir mencapai 3,0%.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)