Pasalnya, pemberian tambahan subsidi ataupun pengenaan DMO sama sama bisa menekan harga BBM Subsidi. Hanya saja yang membedakan adalah bagaimana mekanisme pemberiannya saja apakah memberikan bantuan di hulu atau di hilir.
"Sama aja kan. Mekanisme mau di hulu atau di hilir. Gitu aja," ucapnya.
Justru lanjut Djoko penambahan subsidi relatif lebih mudah menekan harga dibandingkan harus menetapkan DMO melalu asumsi harga ICP yang ditetapkan APBN. Apalagi, jika minyak mentah yang masuk bisa dijadikan premium dan bahan bakar lainya, tentunya proses penghitungan harganya akan menjadi sangat sulit.
"Setiap hari itu berubah. Artinya, sekarang jadi avtur dua liter, mungkin besok jadi 2,5 liter. Jadi ribet ngitungnya perlu proses yang agak kita harus menghitung lagi, bikin formula lagi. Angkanya itu bisa nggak pasti. berapa satu liter crude yang bisa jadi premium atau solar. benar kan? karena semua begitu masuk kilang ada yang bisa jadi minyak tanah, ada yang jadi ampas, ada aspal. kalau mekanisme subsidi itu clear," jelas Djoko.
(Dani Jumadil Akhir)