JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Melansir Yahoofinance, mata uang garuda berada di Rp14.428 per USD.
Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira menilai, terus anjloknya mata uang Garuda karena lambatnya respons Bank Indonesia (BI) dan pemerintah. Seharusnya, dengan perubahan dinamika, BI dan pemerintah segera menyikapinya.
"Perang dagang, kenaikan Fed rate sejak tahun 2015 sudah bisa terbaca tapi antisipasinya baru dilakukan tahun 2018 dengan naikan bunga acuan 100 bps di dua bulan terakhir (Mei-Juni)," tuturnya saat dihubungi Okezone.
Selain itu, Bhima juga melihat pemerintah lambat, di mana seharusnya membuat mitigasi berupa insentif pajak untuk sektor penguat devisa seperti ekspor dan pariwisata. Namun, hal tersebut ternyata juga belum dilakukan.
"Akibatnya kondisi fundamental ekonomi semakin jatuh. Data data ekonomi seperti defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan melebar," tuturnya.
(kmj)