JAKARTA - Laris manis tanjung kimpul, dagangan laris duit kumpul. Hal inilah yang menggambarkan tiga tower apartemen milik PT PP Properti Tbk diborong investor dengan nilai transaksi Rp2,1 triliun.
Perseroan mengungkapkan, telah dilakukan pembelian tiga tower apartemen oleh investor Timur Tengah Managing Director Budgjet Potreleum Dubai Zahid Bashir, Uni Emirat Arab dan Nanang, CEO PT Arvada Investama. Adapun, tiga unit yang diborong yakni Grand Shamaya, Grand Dharmahusada Lagoon, dan Grand Sungkono Lagoon.
”Dengan adanya pembelian senilai Rp2,1 triliun, perseroan optimistis mencapai kinerja tahun 2018,” ujar Direktur Utama PP Properti, Taufik Hidayat, dalam keterangan tertulis, Selasa (10/7/2018).
Taufik mengklaim pembelian tiga tower tersebut menjadi bukti kepercayaan pasar terhadap produk emiten berkode saham PPRO itu. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Surabaya yang terus meningkat setiap tahunnya.
”PPRO berterima kasih kepada Pemkot Surabaya yang telah memberikan kelancaran proses perizinan sehingga apartemen tersebut saat ini sudah bisa dimulai pembangunannya,” imbuhnya.
Sebelumnya, PPRO membidik pemasaran atau marketing sales Rp3,8 triliun atau tumbuh 27% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Dari situ, perseroan mengincar pendapatan Rp3,2 triliun atau naik 18% dibandingkan dengan periode 2017. Dengan demikian, anak usaha PT PP (Persero) Tbk, itu mengincar kenaikan laba bersih 20% atau naik dari Rp444 miliar menjadi Rp528 miliar. Total return on equity diharapkan naik dari 8,88% menjadi 9,73% pada 2018.
Di kuartal pertama 2018, PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15%.”Kinerja pendapatan perseroan pada kuartal pertama tahun ini cukup baik seiring dengan membaiknya kinerja prapenjualan atau marketing sales tahun lalu yang sudah bisa dibukukan sebagai penjualan,” kata Direktur Keuangan PP Properti Indaryanto.
Meskipun masih enggan mengungkapkan nilai pendapatan perseroan pada kuartal pertama tahun ini, tetapi dirinya mengungkapkan bahwa secara persentase pertumbuhan pendapatan mencapai sekitar 15% year-on-year. Adapun, pendapatan pada kuartal pertama tahun lalu adalah senilai Rp563,6 miliar. Maka dengan kisaran pertumbuhan pendapatan sekitar 15% yoy, pendapatan PPRO pada kuartal pertama tahun ini adalah sekitar Rp640 miliar hingga Rp648 miliar.
”Tetapi EAT atau earning after tax kami hanya sekitar 5% saja naiknya,”ujarnya
Â
(feb)
(rhs)