YOGYAKARTA – PT PP Properti Tbk (PPRO) melakukan ekspansi di Yogyakarta setelah mengakuisisi pengembang properti swasta di Kota Gudeg itu. Kota Yogyakarta dipilih PPRO melihat potensinya yang besar terutama karena jumlah mahasiswa baru meningkat setiap tahunnya.
Keberadaan kampus-kampus perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta semakin memperkuat citra sebagai kota pelajar. Selain itu, menjadi stimulus tersendiri terhadap perkembangan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca Juga: Akuisisi Grahaprima Realtindo, PP Properti Kuras Rp40,83 Miliar
Direktur Realti PT PP Properti (PPRO) Tbk Galih Sak sono mengatakan, saat ini jumlah mahasiswa di Yogyakarta sekitar 350.000 yang merupakan gabungan antara perguruan tinggi swasta (PTS) dan perguruan tinggi negeri (PTN). Kondisi ini seolah menjadi tambang emas bagi developer properti untuk membangun apartemen yang di lengkapi berbagai fasilitas pendukung mahasiswa generasi milenial.
“Sebenarnya PPRO sudah lama ingin masuk ke Yogyakarta. Hanya saja, kami sangat menghargai moratorium yang ada di sini,” kata Galih dalam keterangan tertulisnya.

Dia menambahkan, PPRO punya konsep apartemen dengan diferensiasi tinggi yang di kembangkan di beberapa kota di Indonesia. PPRO, katanya, berkomitmen mengembangkan hunian untuk mahasiswa di Yogyakarta dengan konsep apartemen bebas penyalahgunaan narkoba.
Baca Juga: Naik 15%, PP Properti Raup Laba Rp188 Miliar di Semester I-2018
Sebelumnya, PPRO mengembangkan apartemen pertama di Indonesia yang bebas antinarkoba, yakni Evenciio di kawasan Depok, Jawa Barat. Kemudian Apartemen The Alton (Semarang), Apartemen Begawan (Malang), Louvin (Jatinangor, Bandung), dan Apartemen Mazhoji (Depok). Sebagai bentuk upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN), kata Galih, PPRO merancang program untuk membantu Badan Narkotika Nasional (BNN) mencegah dan memberantas narkoba di lingkungan apartemen, terutama produk-produk apartemen PPRO yang membidik segmen mahasiswa.