JAKARTA - Bank Indonesia telah menggelontorkan dana hingga Rp18,5 triliun untuk intervensi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), sejak awal tahun hingga saat ini. Hal ini dilakukan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang terus tertekan.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menyebutkan, intervensi pada pasar sekunder sebanyak Rp18,5 triliun. Sementara, di pasar primer yang bukan dalam konteks intervensi BI telah mengelurkan dana Rp42 triliun.
Dia menjelaskan, Bank Sentral memang membutuhkan SBN sebagai penggunaan untuk operasi moneter, baik pada pasar primer maupun sekunder.
"Kami memang perlu SBN dalam rangka penggunaan untuk operasi moneter, sehingga untuk beberapa tenor ke depan akan terus gunakan banyak SBN, jadi memang kita perlukan akumulasi SBN," ujarnya, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Di sisi lain, sejak kenaikan suku bunga acuan BI sebanyak 50 basis points (bps) pada Juni lalu sudah terjadi arus dana asing masuk (capital inflow).
Nanang menyebutkan, dalam 5 hari terakhir sekitar Rp6 triliun dana asing masuk dalam negeri. Angka itu belum ditambah dengan hari ini.