SCG juga gencar memperluas program tanggung jawab sosial (CSR) ke berbagai bidang. Perusahaan yang berdiri sejak 8 Desember 1913 itu berhasil membuat 1.500 rumah ikan dari tutup botol sejak tujuh tahun yang lalu.
Rumah ikan itu disumbangkan kepada para nelayan lokal di Rayong, Chonburi, dan Chantaburee Kaewhathai Sumrongthong yang turut terlibat dalam proyek CSR SCG mengatakan satu rumah ikan membutuhkan bahan baku plastik seberat 200 kilogram dengan total biaya pembuatan mencapai 10.000 baht (Rp4,3 juta). Perusahaan tersebut dapat memproduksi sedikitnya 10 rumah ikan dalam jangka waktu satu bulan.
“Sumber dananya dari donasi pemerintah hingga perusahaan. Hal ini demi menjaga lingkungan. Pemerintah mendukung penuh proyek ini. Kami, yakni CSR dan Layanan Pengem bangan Produk SCG, juga berhasil menjalin kerja sama dengan para nelayan,” kata Kaewhathai.
Para perajin di Thailand juga giat mengolah limbah kertas men jadi anyaman bernilai tinggi. Mereka menyulapnya menjadi sebuah tas, keranjang, hingga hiasan menyerupai buah-buahan. Dengan banderol berkisar antara 150- 380 baht (Rp65.000-164.000), mereka dapat meraup pendapatan hingga 700.000 baht (Rp302,5 juta) per tahun.
Perusahaan besar Thailand lainnya, DOW Thailand Group, juga bekerja sama dengan SCG untuk mengolah plastik daur ulang menjadi jalan aspal.
DOW merupakan mitra Indonesia dengan proyek serupa. Mereka berhasil mengubah 3,5 ton metrik sampah menjadi jalan aspal sepanjang dua kilometer di Depok, Jabar. Ekonomi melingkar merupakan solusi baru untuk mencegah penimbunan sampah di hulu.
Selain itu, sistem itu dapat menghemat pengg unaan energi, ruang, dan sumber daya alam (SDA) yang mulai ber kurang. Perusahaan, konsumen, pembeli, pemasok, dan pemerintah perlu bahu membahu untuk mencapai misi itu.
“SDA sangat terbatas sehingga kita perlu sistem ekonomi melingkar,” ujar Presiden dan CEO SCG, Roongrote Rangsiyopah. “Ekonomi me lingkar tidakhanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga menghemat biaya. Kami me ngurangi penggunaan material mentah sebesar 50%,” tambahnya.
Wakil Perdana Menteri (PM) Thailand Somkid Jatusripitak, juga turut mendukung ekonomi melingkar. Menurut dia, ekonomi melingkar pen ting diterapkan tidak hanya un tuk kebaikan masyarakat, per usahaan, atau Thailand, tapi juga dunia. Saat ini, negara-negara Skandinavia, Jepang, hingga China menerapkannya. (Muh Shamil)
(Dani Jumadil Akhir)