Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bos BI Prihatin Ekonomi Syariah Indonesia Kalah dari Malaysia

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Rabu, 25 Juli 2018 |17:22 WIB
Bos BI Prihatin Ekonomi Syariah Indonesia Kalah dari Malaysia
Foto: Gubernur BI Prihatin Ekonomi Syariah Indonesia Kalah Jauh (Yohana/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mendorong ekonomi syariah di Indonesia. Pasalnya sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang besar mengembangkan ekonomi syariah.

Potensi tersebut terlihat baik sisi sektor keuangan maupun sektor riil hingga pariwisata. Namun, Indonesia saat ini masih menjadi konsumen terbesar ketimbang produsen terbesar di industri halal global.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, kondisi ini membuat pihaknya prihatin. Pasalnya, ekonomi syariah Indonesia jauh tertinggal dari negara lainnya.

"Thailand eksportir 25% bumbu halal, Australia menjadi biggest meat of the world, Jepang mengembangkan turisme dan kuliner halal. Malaysia tidak perlu disebut. Apakah kita tidak sedih dan prihatin? Kita sebagai importir dan pengguna produk halal saja," ungkapnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

 Wawancara Khusus Bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Hal ini menurutnya, menjadi kegelisahan setiap stakeholder untuk mendorong industri syariah. Oleh sebab itu, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) kini membuat roadmap atau peta jalan yang mencakup ekonomi syariah, sebab sebelumnya hanya mencakup sektor keuangan syariah.

"Kami sudah merumuskan ekonomi keuangan syariah. Kalau lihat negara lain yang sukses (di ekonomi syariah), kita juga bisa penuhi itu," ujarnya.

Menurut Perry, peran pemerintah sangat penting dalam memajukan ekonomi syariah. Dalam hal ini menjadikan ekonomi syariah sebagai program nasional. Kemudian membentuk badan khusus yang mengoordinasikan ekonomi syariah.

Kemudian fokus pada produk halal Indonesia yang kompetitif, yakni pada sektor busana muslim, makanan halal, farmasi halal dan pariwisata halal. Denga mendorong hal ini maka bukan hanya memajukan industri halal tetapi juga mendorong devisa masuk ke Tanah Air.

"Pada halal food, kita konsumen terbesar dan resource ada, tinggal memproses. Lalu halal fashion, potensi sangat besar, setiap muslimah ada 34 item halal dan muslim 25 item. Lalu farmasi dan halal tourism," katanya.

 Wawancara Khusus Bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Selain itu, strategi nasional juga disusun dengan bersinergi antara BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah untuk mendorong ekonomi syariah.

"Mari kita kembangkan secara end to end process, mulai produksi, distribusi dan sertifikasi. Basisnya bisa ekonomi umat dan industri," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement