Go-Jek merupakan Unicorn pertama Indonesia. Unicorn adalah perusahaan start-up yang berhasil memiliki valuasi hingga USD1 miliar, dengan asumsi nilai transaksi Rp1,8 miliar per hari. Go-Jek menjadi satu puzzle dari puluhan puzzle perusahaan start-up yang mendulang sukses meraup keuntungan besar di Indonesia.
Tokopedia yang satu tahun lebih tua dibandingkan Go-Jek membaca pergerakan bisnis digital sejak 2014 silam. Dengan suntikan dana hingga USD100 juta dari Softbank Internet and Media dan Sequia Capital, Tokopedia menjadi salah satu perusahaan paling berkembang, terbesar, dan terpercaya di sektor belanja online.
Tokopedia kembali mendapatkan dana segar senilai USD1,1 miliar dari perusahaan e-commerce raksasa Alibaba. Pemilik Tokopedia, Tanuwijaya, menjadi selebritas di industri digital.
Tanuwijaya mulai tersirat untuk menangkap peluang bisnis belanja online setelah melihat potensi pertum buhannya yang terus naik.

Dengan menyebarluasnya smartphone dan internet, dia yakin e-commerce memiliki masa depan cerah. Selain itu, e-commerce asing belum sepenuhnya mencengkeram pasar Indonesia. Kendati tidak dibekali pengalaman berbisnis, Tanuwijaya memberanikan diri merealisasikan ambisinya untuk menciptakan “mal” online.
Dia mengajak temannya, Leontious Alpha Edison, untuk mencarikan investor. Setelah melalui berbagai rintangan, Tokopedia akhirnya diluncurkan pada 2009 dan menjadi inspirasi baru.
Perkembangan Tokopedia pun kian meroket hingga saat ini. Tumbuhnya start-up di Tanah Air saat ini tidak lepas dari potensi pasar yang besar di dalam negeri.

Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa, serta penetrasi internet mencapai 51% atau sekitar 132 juta, hal itu jelas merupakan pasar yang menggiurkan. Dengan dukungan infrastruktur telekomunikasi yang semakin baik, ke depan pengguna internet diperkirakan bakal bertambah signifikan.
Kondisi ini harus bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha agar layanan aplikasi over the top asing tidak mendominasi.
(feb)