Secara konsolidasi, Grup Sarana Menara Nusantara memiliki 16.790 menara pada akhir Juni 2018 yang berasal dari kegiatan pembangunan menara baru (Built to Suit) sebanyak 807 menara Protelindo dan iForte serta penambahan 1.369 menara yang dimiliki KIN. Pada akhir kuartal kedua, perseroan telah memiliki 27.918 penyewa, naik dibandingkan 25.011 penyewa pada awal tahun 2018. Kenaikan tersebut berasal dari penambahan 935 penyewa baru serta 1.972 penyewa yang didapat dari akuisisi KIN.
Aming menyampaikan, hasil dari pendaftaran ulang SIM Card pada semester pertama akan membantu industri telekomunikasi untuk fokus kepada user experience, sehingga jaringan aset yang luas dan penawaran beragam solusi infrastruktur telekomunikasi memungkinkan TOWR memperkuat basis klien.
Perseroan rencananya akan terus menambah jumlah penyewa pada semester kedua seiring dengan churn rate, yaitu pembatalan suatu sewa pada saat jatuh tempo tanpa ada penggantinya, yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu dan diperkirakan akan mencapai kisaran industri yaitu sekitar 3%.”Kami telah mencapai perjanjian untuk perpanjangan beberapa masa sewa yang jatuh tempo tahun ini yang akan mendukung pencapaian laba usaha kami. Kami juga memperkirakan akan merealisasikan revenue dari penyelesaian 1.100 pesanan di pipeline kami pada semester kedua tahun ini,” kata Aming.
Sarana Menara Infrastructure membukukan laba bersih pada kuartal kedua sebesar Rp560,8 miliar, meningkat 8,1% dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada semester I 2018, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,08 triliun. Laba bersih tersebut turun tipis dari pencapaian tahun 2017 yaitu Rp1,09 triliun, disebabkan kenaikan beban bunga, kerugian nilai tukar serta beban penyisihan atas revenue tertentu sampai dengan Juni 2018
(Kurniasih Miftakhul Jannah)