JAKARTA โ Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) memperkuat kerjasama dalam bidang kemaritiman untuk meningkatkan ketahanan. Kokohnya pertahanan di bidang maritime sangat mendesak, lantaran dinamika lingkungan strategis di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, hingga pesatnya kemajuan teknologi telah merubah karakter ancaman maritime, sehingga harus ditanggulangi bersama.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasal Filipina, Vice Admiral Robert A. Empredrad dan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Laksda TNI Amarulla Octavian dalam materi berjudul Developing ASEAN Maritime Resilience.
โSejalan dengan Cetak Biru dan Program Aksi ASEAN Political-Security Community (APSC), maka konsep kerjasama keamanan kesepuluh negara anggota ASEAN meningkat dari tataran cooperative security menjadi common security,โ kata Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Laksda TNI Amarulla Octavian dikutip dari keterangan resmi kepada Okezone, Jumat (17/8/2018).
Dengan konsep kerjasama keamanan yang lebih terintegrasi, maka ketahanan maritim ASEAN dapat dibangun dengan lebih kokoh berdasarkan kepentingan kawasan. Beberapa tahapan pembangunan ketahanan maritim ASEAN secara terstruktur dan sistematis yang dipaparkan merupakan hasil penelitian strategis Pusat Kajian Maritim (Pusjianmar) Seskoal.
Hal tersebut disampaikan pada konferensi internasional bertajuk Resilience in the Age of Global Security di Manila, Filipina yang berlangsung pada tanggal 16-17 Agustus 2018.
Konferensi tersebut diselenggarakan oleh National Defense College of the Philippines (NDCP).
Pembicara akademisi dan praktisi dari mancanegara yang terbagi ke dalam 5 panel. Hari pertama terdiri dari 3 panel dengan fokus pembahasan human security sedangkan hari kedua terdiri dari 2 panel yang membahas state security.
Konferensi dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan Filipina Bapak Delfin N. Lorenzana sekaligus menyampaikan keynote speech. Konferensi dihadiri para senator, duta besar, pejabat National Security Council, perwira tinggi Armed Forces of the Philippines, Coast Guard, National Police, lembaga-lembaga internasional, serta beberapa rektor dan dekan dari universitas terkemuka di Filipina dengan sekitar 200 peserta.
Follow Berita Okezone di Google News
(rhs)