Sebagai informasi, nilai total utang yang ditanggung IBFN mencapai Rp1,3 triliun dengan kreditur di antaranya ICD, BNI, BNI Syariah, Maybank Syariah, MNC, Muamalat, Exim, Mestika, Syariah Mandiri dan SBI. Utang tersebut diselesaikan dengan skema tahun ke-1 sampai ke-5, cicilan jumlah utang 1% per tahun yang dibayarkan setiap bulan.
Beban utang yang ditanggung perseroan, membawa dampak signifikan terhadap performance kinerja keuangan. Tengok saja, aset perseroan sampai kuartal ketiga tahun 2017 kemarin tercatat sebesar Rp2,18 triliun. Jumlah ini turun dari posisi akhir 2016 yang sebanyak Rp2,43 triliun. Penurunan aset ini, diakui Direktur IBF Noel Krisnandar Yahja karena pihaknya harus membagi fokus kepada perbaikan kewajiban perusahaan. Terutama untuk merestrukturisasi sejumlah utang yang jatuh tempo di tahun ini.
Kemudian untuk mendanai restrukturisasi, perseroan menerbitkan saham baru dengan skema penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue) sebanyak-banyaknya 463 juta unit saham atau setara dengan 34,99% dengan nilai nominal Rp250 per saham. Perseoran diperkirakan bisa mendapatkan dana Rp115,75 miliar dari aksi korporasi ini.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)