JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) siap untuk merambah bisnis financial technology (fintech). Sebelumnya, ketertarikan Astra Internasional pada bisnis fintech direalisasikan dengan menggelontorkan investasi pada start up unicorn, Go-Jek sebesar Rp2 triliun.
"Arah ke sana (fintech) mungkin kita akan masuk karena kita punya financing yang kuat, motor dan mobil bisa masuk ke sana menjadi hal yang penting. tunggu waktunya kita pasti akan masuk ke fintech," kata Direktur Astra International Paulus Bambang Widjanarko dalam Investor Summit di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Kendati demikian, Paulus menegaskan Astra International tidak akan membuat pilar bisnis baru dalam bidang fintech. Sebab, hampir semua lini bisnis dalam grup Astra International, memiliki digital strategi masing-masing.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menuturkan, pertimbangan Astra International untuk masuk ke bisnis fintech adalah besarnya basis konsumen motor dan mobil Astra International, sehingga menjadi modal utama perseroan untuk mengembangkan bisnis fintech.
Setiap tahunnya, perputaran uang pada pelanggan mobil dan motor termasuk alat berat bisa mencapai Rp80 triliun.

"Jadi itu another modal. jadi mungkin dalam waktu dekat kami akan meluncurkan salah satu modal fintech kami juga. tapi tentu saja belum bisa kami umbar di sini karena belum ada rilis. dalam waktu tidak lama lagi," jelas Prijono.
Prijino mengatakan bisnis fintech ini akan menjadi pelengkap dari sektor jasa keuangan yang dimiliki Astra International, yang meliputi 5 multifinance, 2 asuransi, 1 bank, dan 1 dana pensiun. Astra Grup tercatat memiliki aset dari 10 sektor jasa keuangan hampir Rp300 triliun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)