JAKARTA- Direktur Utama (Dirut) Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menginginkan agar semua pihak untuk duduk dalam satu meja dan melihat data secara bersama-sama. Tujuannya, agar tidak ada lagi polemik mengenai data beras di kemudian hari.
"Apalagi, kita lihat tahun depan merupakan tahun politik di mana pengadaan beras cenderung rentan dipermainkan," kata Buwas di Menara Kadin, Rasuna Said, Jakarta, Senin (24/9/2018).
Dia menjelaskan, bahwa saat ini pemerintah tidak hanya berfokus pada pengadaan beras semata. Karena masih ada 11 bahan pokok lain yang juga harus diperhatikan penyalurannya kepada masyarakat.
"Seperti minyak goreng, tepung, daging sapi dan ayam, semua juga harus diperhatikan," tuturnya.
Dia juga menambahkan, bahwa dirinya memang memperpanjang impor beras, itu dilakukan, karena beras yang sekarang datang kalau tidak diatur datang waktunya, itu bisa bermasalah.
"Ibaratnya mobil, ini tidak ada STNK-nya. Sudah mati, itu posisi sebenarnya, jadi jangan disalahartikan kalau saya Dirut Bulog memohon untuk izin impor. Secara fakta saja, urusan ini sudah selesai, saya fokus kerja karena sekarang beberapa titik siap panen dan saya harus serap besar-besaran, saya akan buktikan kalau produksi dalam negeri itu banyak dan bisa kami serap," ungkapnya.