Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kapan Terakhir Indonesia Utang ke IMF? Ini Cerita 12 Tahun Silam

Rani Hardjanti , Jurnalis-Selasa, 09 Oktober 2018 |17:50 WIB
Kapan Terakhir Indonesia Utang ke IMF? Ini Cerita 12 Tahun Silam
Bos IMF Lagarde (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Di balik pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali yang saat ini tengah berlangsung, santer berhembus kabar bahwa Indonesia memiliki misi untuk meminjam utang kepada lembaga donor internasional tersebut.

Isu tersebut sudah dibantah oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bahkan, Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde juga mengungkapkan hal senada.

Baca Juga: Naik Lagi, Utang Pemerintah Capai Rp4.253 Triliun

“Apakah Indonesia mau menerima pinjaman dari IMF?, jawabannya tidak, karena ekonomi Indonesia sekarang ini berada di tangan yang sangat baik,” kata Lagarde.

Tapi seluruh bantahan itu menyisakan sebuah pertanyaan, kapan terakhir Indonesia meminjam uang kepada IMF? Bagaimana cerita utang Indonesia dan pelunasannya?

imf

Berdasarkan catatan Okezone Finance, Bank Indonesia (BI) atas nama Pemerintah Republik Indonesia pada 12 Oktober 2006 secara efektif telah melunasi seluruh pinjaman kepada IMF di bawah skim Extended Fund Facility (EFF).

Pelunasan utang kala itu dilakukan sebesar SDR2.153.915.825, atau ekuivalen USD3.181.742.918 (USD/SDR = 1,47719).

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus USD358 Miliar

Angka tersebut merupakan sisa pinjaman yang seharusnya jatuh tempo pada akhir 2010. Artinya, Indonesia kala itu melakukan percepatan pelunasan tahap ke-2. Dengan percepatan ini maka mengurangi beban utang dan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusun dan melaksanakan program pembangunan ekonomi.

Pada 2006, Indonesia dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menko Perekonomian dijabat oleh Boedionoo, Menteri Keuangan dijabat oleh Sri Mulyani, sementara Gubernur Bank Indonesia dijabat oleh Burhanuddin Abdullah.

imf

Saat itu, 12 Oktober 2006 di Gedung Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengatakan, pelunasan pinjaman IMF ini merupakan sinyal peningkatan confidence dan fleksibilitas fiskal pemerintah.

Percepatan pelunasan pinjaman IMF tahap ke-2 dilakukan setelah Pemerintah dan BI menilai keseimbangan eksternal yang terlihat dari dari surplus neraca pembayaran dan cadangan devisa mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2006.

Itikad Indonesia untuk mempercepat pelunasan utang IMF itu, tanggapan positif dari pasar dan adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk DPR-RI. Karena itu, BI beserta Pemerintah memutuskan mempercepat pelunasan sisa pinjaman kepada IMF dari sebelumnya direncanakan pada akhir tahun 2006.

Baca Juga: Sri Mulyani Blak-blakan soal Warisan Utang Rp400 Triliun

Dengan pelunasan pinjaman ini, posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir 2006 di atas USD39 miliar atau masih berada pada level aman, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembayaran impor lebih dari 4 bulan dan cicilan pinjaman luar negeri Pemerintah.

Setelah pelunasan utang IMF dilakukan, maka Indonesia sudah tidak berkewajiban lagi mengikuti post program monitoring (PPM) dan Indonesia sama dengan anggota IMF lainnya, yang kondisi makroekonominya dalam keadaan baik.

"Pelunasan ini diharapkan semakin meningkatkan kepercayaan investor kepada kita dan diharapkan dapat diikuti oleh kenaikan rating dan penurunan country risk," ucap Burhanuddin.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement