Kemenkeu Pede Penerimaan Pajak Tumbuh 17,4% hingga Akhir Tahun
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis pertumbuhan penerimaan pajak hingga akhir tahun 2018 mencapai 17,4%. Hal ini didorong sejumlah kegiatan ekonomi di akhir tahun yakni dimulainya kegiatan kampanye pemilu presiden hingga hari raya Natal dan Tahun Baru.
Penerimaan pajak hingga September 2018 tercatat sebesar Rp900,9 triliun atau 63,3% dari target penerimaan sebesar Rp1.424 triliun dalam APBN 2018. Realisasi ini mengalami pertumbuhan 16,9% dibandingkan periode yang sama di 2017 yang sebesar Rp770,8 triliun atau hanya tumbuh 1,9%.
Baca Juga: Kecewa Pegawai Pajak Kena OTT KPK, Sri Mulyani: Ini Pengkhianatan
Adapun secara rinci penerimaan hingga September 2018 terdiri dari PPh migas sebesar 47,6 triliun, sedangkan pajak non migas sebesar 853,3 triliun. Secara umum jenis pajak utama tumbuh positif yakni PPh pasal 21 tumbuh 16,92%, PPh badan 25,04% dan PPN dalam negeri tumbuh 8,22%.
"Dari bulan ke bulan penerimaan pajak menunjukkan tren yang bagus, kami antisipasi Oktober, November, Desember mudah-mudahan bisa baik terus pertumbuhannya," jelas Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu Robert Pakpahan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dia menjelaskan, jelang akhir tahun penerimaan pajak akan didorong aktivitas ekonomi yang ada dalam kegiatan kampanye Pilpres 2019 yang dimulai sejak akhir tahun ini. Selain itu, ada juga momen hari raya Natal dan Tahun Baru.
"Aktivitas kampanye sudah mulai maka menambah kegiatan ekonomi, kemudian ada Natal dan Tahun Baru maka aktivitas akan naik, pengeluaran pemeriah juga semakin naik. Terus ada Asian Games dan Pertemuan IMF-World Bank kami harapkan harap sudah mulai masuk di Oktober," jelasnya.
Baca Juga: Dirjen Pajak: Pengurangan Tarif PPh Obligasi untuk Tarik Investor
Dengan realisasi penerimaan pajak yang terus membaik serta didorong kegiatan ekonomi jelang akhir tahun, Robert meyakini pertumbuhan pajak bisa mencapai 17,4% di akhir 2018. "Diharapkan penerimaan pajak tumbuh 17,4%," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)
