Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Soal Jagung, Swasembada dan Impor Tak Bisa Disandingkan

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 05 November 2018 |14:28 WIB
Soal Jagung, Swasembada dan Impor Tak Bisa Disandingkan
Panen Jagung (Foto: APJI)
A
A
A

Stop Polemik, Jaga Semangat Petani

Akademisi yang juga Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia ini juga khawatir, polemik terkait impor yang volumenya kecil ini akan mempengaruhi psikologi pasar dan menjadi pukulan telak bagi jutaan petani jagung kita. Terlebih sejak tahun 2015, petani kita menikmati keuntungan yang sangat layak dari usahatani jagung dan terbukti keringat mereka sudah mencukupi kebutuhan pakan ternak dalam tiga tahun terakhir.

Apalagi keputusan dan polemik impor ini dilakukan di akhir tahun yang merupakan musim panen raya jagung di banyak wilayah sentra produksi seperti NTB, Jawa Timur, Sulawesi dan sebagian Sumatra.

"Hal ini tentunya akan menurunkan semangat petani yang sekarang mengandalkan usahatani jagung. Kalau impor masuk saat panen, pasar akan menangkap signal stok berlebih dari impor dan pasokan jagung petani akan dihargai rendah,” ungkap Ujang.

Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin memperkirakan, impor jagung baru akan terealisasi di bulan Januari. Momen itu bertabrakan dengan musim panen raya.

"Kalau impor masuk saat panen, petani sudah bisa membayangkan harga jagung mereka akan anjlok," katanya.

Dalam hitungan Sholahuddin pertanaman jagung Bulan September mencapai 5,86 juta hektar tersebar di wilayah Indonesia, dan sampai Bulan Oktober produksi jagung diperkirakan mencapai 25,97 juta ton.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement