Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pelebaran Jalur Puncak Dimulai Pekan Depan

Andrea Heschaida Nugroho , Jurnalis-Selasa, 06 November 2018 |11:17 WIB
Pelebaran Jalur Puncak Dimulai Pekan Depan
Jalur puncak (Foto: Okezone)
A
A
A

BOGOR – Pelebaran jalan di Jalur Puncak (Megamendung-Cisarua) mulai dikerjakan pekan depan. Proyek senilai Rp73 miliar ini dinilai mampu mengatasi masalah kemacetan dan mencegah kecelakaan di kawasan itu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Satuan Kerja Metropolitan II Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Haryatno Sihombing di Bogor.

Menurutnya, proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp73 miliar itu sedang proses penandatanganan kontrak pemenang tender.

“Ya, mudah-mudahan proyek ini sudah bisa dimulai pekan depan,” kata Haryatno.

Baca Juga: Antisipasi Kemacetan Asian Games, Indonesia Perlu Contoh China

Dia menyebutkan, pelebaran jalan itu akan dilakukan di beberapa titik lokasi yang sempat dipadati pedagang kaki lima (PKL) mulai dari Gadog, Ciawi, sampai dengan perbatasan Cianjur.

“Jadi tidak sepanjang jalur itu dilebarkan, tapi hanya di spot-spot yang sebelumnya dipakai para PKL atau berdiri bangunan liar dan di titik yang dimungkinkan untuk dilebarkan,” katanya.

Selain pelebaran jalan, pihaknya juga ikut menyediakan lahan untuk rest area di dekat kawasan Agrowisata Gunung Mas, Cisarua, seluas 5 hektare.

Begini Antrean Kendaraan Menuju Jalur Wisata Puncak Saat Libur Maulid Nabi 

“Rest area itu untuk menampung para PKL yang tergusur karena adanya pelebaran jalan. Untuk pembangunan fisik rest area dananya dari Pemkab Bogor,” ujarnya.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Kementerian PUPR, Hari Suko Setiono mengatakan, proyek pelebaran jalur Puncak ini memang meleset dari jadwal semula. Hal ini karena menunggu tersedianya lahan yang akan dijadikan untuk tempat relokasi para pedagang.

“Masalahnya di lahan. Kalau pelebarankan memanfaatkan lahan yang sempat ditempati pedagang,” ujarnya.

Baca Juga: Bambang Brodjonegoro Sebut Angkutan Umum Berbasis Rel Jadi Solusi Kemacetan

Dia menjelaskan, tahun lalu beberapa titik di jalur Puncak juga sempat dilebarkan. Namun, pelebaran sekitar 1 meter di sisi kiri dan kanan jalan belum mampu mengurai kemacetan di kawasan tersebut. Pihaknya berharap pelebaran ruas jalan untuk yang kedua kalinya serta adanya rest area diharapkan bisa mengurangi kemacetan dan mencegah kecelakaan di kawasan Puncak.

“Kalau di situ sudah diatasi, apalagi adanya jalan Tol Bocimi yang nantinya dilanjutkan sampai Padalarang. Saya yakin kawasan Puncak tidak akan macet lagi,” katanya.

Sementara itu, Kementerian PUPR sejak Juli 2018 juga tengah membangun duplikat jembatan Gadog sebagai solusi kemacetan serta antisipasi kecelakaan yang kerap terjadi di lokasi itu. Saat ini proyek tersebut progresnya sudah mencapai lebih dari 45%. Ditargetkan awal tahun depan jembatan itu sudah bisa difungsikan.

“Saat ini proses pengecoran backwall yang merupakan dudukan girder sudah dikerjakan. Setelah itu, baru pengerjaan head wall setelah girder masuk,” kata Kepala Pelaksana Proyek Metropolitan II Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Samsul Anam.

Menurutnya, pengerjaan backwall memakan waktu empat hingga lima hari. Sebab dibutuhkan teknik khusus dalam pemasangan girder pada backwall. Selain itu, butuh kehati-hatian mengingat jalur tersebut menjadi jalur aktif, baik menuju Puncak maupun sebaliknya.

Sedangkan untuk pemasangan headwall, kata dia, bisa memakan waktu satu hari penuh. Itu pun jika kondisi jalur Puncak sepi. Jika mobilitas kendaraan volumenya padat, mobilisasi proyek bakal terganggu.

“Jadi kita kerja 24 jam, siang-malam. Pergantian shift juga sudah kita atur,” ungkapnya.

Baca Juga: 17 Titik Kemacetan Stasiun Kereta Bakal Ditata, dari Tanah Abang hingga Sudirman

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3 Metropolitan II Jakarta Kementerian PUPR Elsa Putra Friandi mengatakan, proyek Jembatan Gadog itu menghabiskan biaya sebesar Rp13 miliar dan ditargetkan bisa difungsikan awal 2019.

“Dalam perencanaan target pengerjaan konstruksi dilaksanakan hingga Desember 2018 sehingga awal tahun depan bisa digunakan,” katanya.

Menurutnya, konstruksi jembatan yang membentang di atas Sungai Ciliwung dibangun terpisah tepat di samping jembatan yang sudah ada.

“Sehingga nanti tepat di kawasan Pasir Angin, Gadog, ada empat lajur dengan (jembatan yang lama),” katanya.

(Haryudi)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement