JAKARTA – Nilai tukar Rupiah kembali bergerak menguat atas dolar AS. Tidak tanggung-tanggung, Rupiah berhasil kembali ke kisaran Rp14.500-an.
“Rupiah makin menguat sampai jam 16 hari ini tercatat tercatat di Rp14.572 per USD. Hal disebabkan oleh kombinasi faktor global dan domestik,” kata pelaku industri pasar modal Susy Meilina, Rabu (7/11/2018).
Baca juga: Rupiah Menguat Tajam ke Rp14.575/USD
Dari sisi global, Susy menyebut, ada sejumlah faktor. Pertama, adanya Bilateral Swap Agreement antara Bank Indonesia (BI) dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) senilai USD10 miliar. Oleh karena itu, pada perdagangan kemarin juga, Rupiah terlihat menguat terhadap dolar AS dibandingkan mata uang regional lainnya.

Kedua, mulai meredanya ketegangan Trade War antara AS dan China. Dan terakhir, lebih moderatnya peningkatan suku bunga the Fed dari potensi peningkatan sebesar 100-125 bps pada 2018 menjadi 50- 75 bps pada 2019.
Baca juga: Rupiah Balik ke Level Rp14.500-an, IHSG Kembali Menanjak ke 5.939
Susi menegaskan, Rupiah juga mendapat angin segar dari sisi domestik. Terutama ditopang faktor membaiknya realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sebesar 5,17% yang lebih tinggi dari estimasi konsensus mendorong tingkat confidence sehingga mendorong pertumbuhan earning korporasi yang lebih baik di kuartal IV-2018.

Sentimen positif juga dating dari ekspektasi membaiknya defisit neraca berjalan (CAD) di bawah 3% pada akhir 2018 seiring melemahnya harga minyak dunia ke level USD60-an per barel dan efisiensi yang dilakukan pemerintah
“Kombinasi faktor tersebut akhirnya mendorong minat investasi dari global investor, aliran modal asing yang masuk ke pasar saham sejak awal November 2018 telah mencapai Rp4,32 triliun dan di pasar SBN tercatat akumulasi pembelian di bulan November 2018 senilai Rp3,23 triliun. Indonesia saat ini menjadi salah satu tempat pilihan investasi hedge fund dunia,” kata Susy.
(Widi Agustian)