Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Tak Ingin Perang Dagang dengan China

Indonesia Tak Ingin Perang Dagang dengan China
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Indonesia tidak menginginkan ada perang dagang dengan China sehingga diharapkan kedua negara sama-sama adil dalam memberlakukan komoditas yang akan masuk.

"Kalau kedua negara tidak mau menyelesaikan pengenaan bea masuk yang bisa menghambat dan akan terus berkepanjangan, apa bedanya dengan perang dagang AS dan China. Itu yang tidak saya kehendaki dengan China," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita seperti dikutip Harian Neraca, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Dikatakannya, Indonesia dan China terus melakukan perundingan antar pejabat tinggi yang pada intinya ingin menyelesaikan hambatan secara bertahap. Salah satu permintaan Indonesia kepada China, kata Enggar adalah China terus meningkatkan impor nonmigas dari Indonesia sehingga defisit bisa lebih kecil.

 Baca Juga: Perang Dagang dengan AS, Banyak Perusahaan 'Kabur' dari China

Menurut Enggar, permintaan itu pun sudah dipenuhi China dengan meningkatkan impor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sehingga defisit perdagangan cenderung berkurang tiap tahun.

"Hal ini juga sesuai dengan janji Presiden Xi Jinping kepada Presiden Jokowi yang bersedia mengurangi defisit perdagangan Indonesia," katanya.

Dalam kunjungan ke Shanghai kali ini, Mendag Enggartiasto juga sudah bertemu dengan Menteri Perdagangan China, yang antara lain membahas agar China impor lebih banyak dari Indonesia.

Enggar mengingatkan pengusaha Indonesia untuk tidak ketinggalan ekspor ke China, mengingat negara itu membuka impor seluas-luasnya.

"Dengan surplus yang begitu besar, Pemerintah China membuka diri terhadap produk impor. Ini peluang bagi Indonesia untuk terus promosi ke negara itu," kata Mendag.

 Baca Juga: Perang Dagang AS-China, Indonesia Bisa Belajar dari Thailand dan Vietnam

Mendag mengatakan China sudah menjadi tujuan utama ekspor nonmigas namun bukan berarti Indonesia mengendurkan promosi ke negara tersebut, mengingat sejumlah negara juga ingin menjual produknya ke China. Untuk itu keikutsertaan Indonesia dalam CIIE yang pertama ini, memberikan arti penting dan strategis bagi berkelanjutan ekspor Indonesia.

"Memang bukan berarti tidak ada hambatan dan persaingan. Tapi kita tidak boleh mengendur dan harus dipaksa, pemerintah akan membantu," kata Enggar.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan membeberkan potensi dan kondisi ekonomi Indonesia di depan seratusan pengusaha China dalam Forum Ekspor di Shanghai, China. "China memang sudah menjadi mitra utama dagang bagi Indonesia di berbagai sektor, tapi masih banyak yang bisa dikerjasamakan lagi," kata Luhut.

Dia mengatakan itu dalam Forum Ekspor Indonesia-China yang juga dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Dubes RI untuk China merangkap Mongolia Djauhari Oratmamgun, serta Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement