Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Belajar Strategi Investasi Saham, Fundamental vs Teknikal

Belajar Strategi Investasi Saham, Fundamental vs Teknikal
Indeks Harga Saham Gabungan (Ilustrasi: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Berinvestasi saham di pasar modal yang difasilitasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Dengan menjadi investor di pasar modal, berarti sudah melakukan perencanaan keuangan untuk meningkatkan nilai aset dan berupaya untuk mengalahkan inflasi untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.

Ada dua strategi dalam berinvestasi saham di pasar modal, yaitu strategi fundamental dan strategi teknikal. Sesuai dengan namanya, analisis fundamental merupakan analisis mendasar untuk menggali informasi meliputi kondisi ekonomi, industri secara keseluruhan, dan kondisi perusahaan. Teknik analisis ini cenderung mempertimbangkan kinerja dan proyeksi perusahaan untuk memperkirakan harga saham.

Baca Juga: Arus Modal Mulai Masuk ke Obligasi dan Saham

Secara sederhana, pengertian investasi secara fundamental yaitu investor memilih saham berdasarkan kinerja fundamental perusahaan. Analisis fundamental perusahaan dapat dilakukan dengan mencermati laporan keuangan perusahaan yang menggambarkan kinerja keuangan perusahaan. Dapat pula dengan mencermati sektor usaha perusahaan yang dikaitkan dengan kondisi makro ekonomi saat ini. Misalkan, bagaimana pengaruh pergerakan kurs dan pertumbuhan ekonomi dunia terhadap kebutuhan komoditas sektor perkebunan. Setelah menganalisis sektor usaha perusahaan, dilakukan lagi analisis posisi perusahaan terhadap pesaing-pesaingnya pada industri yang sama. Selain melakukan analisis sendiri, investor juga bisa mendapatkan referensi dari laporan-laporan riset yang diterbitkan analis perusahaan efek.

ihsg

Dari hasil analisis fundamental tersebut, investor bisa memilih saham terbaik untuk diinvestasikan. Umumnya, investor yang memilih strategi fundamental adalah investor jangka panjang. Investor jangka panjang ini sudah menetapkan saham yang dipilih berdasarkan fundamental keuangan perusahaan, sektor industri, serta pesaing-pesaingnya, dengan keyakinan bahwa saham tersebut akan terus bertumbuh. Sehingga, walaupun harga saham perusahaan tersebut turun harganya karena sentimen pasar, investor akan tetap memegang saham tersebut atau bahkan melakukan pembelian saat harganya turun.

Baca Juga: Investasi Saham Langsung vs Reksa Dana

Metode awal yang biasa digunakan untuk analisis fundamental adalah dengan menjaring saham-saham yang diperkirakan memiliki fundamental yang bagus. Hal ini bisa dilakukan dengan pendekatan top-down, yaitu melakukan pengamatan yang dimulai dari kondisi ekonomi makro, sektor industri, sampai perusahaan. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan pendekatan buttom-up, yaitu melakukan pengamatan yang dimulai dari perusahaan, sektor industri, sampai kondisi ekonomi makro.

Jika strategi fundamental yang dilakukan cenderung menekankan pada analisis kinerja perusahaan, strategi teknikal menekankan pada pergerakan harga saham perusahaan di BEI. Data historis perubahan harga saham, volume perdagangan, dan indikator pasar lainnya menjadi dasar pertimbangan dalam membeli atau menjual saham pada analisis teknikal. Strategi teknikal lebih banyak dipakai oleh investor yang aktif bertransaksi di bursa saham. Investor tersebut biasanya berinvestasi dalam jangka waktu pendek dan umumnya memantau pergerakan harga saham setiap hari.

ihsg

Sementara itu, metode yang digunakan dalam analisis teknikal bisa bermacam-macam. Namun, pada umumnya, para analis memanfaatkan metode moving average (MA), double top/double down, head & shoulder, triangle, dan support level & resistance level. Semua teknik tersebut akan diperlukan untuk mengambil keputusan ketika muncul kesempatan untuk membeli atau menjual saham. Investor bisa mendapatkan analisa teknikal dari analis saham di perusahaan efek, selain dari melakukan analis sendiri.

Melalui analisis teknikal, investor biasanya memilih saham-saham yang bagus untuk diinvestasikan dengan mengacu pada kriteria-kriteria saham dengan arah chart dominan >45°, tidak membeli saham yang 80% sideways. Hanya memilih saham yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi dan secara liquid diperdagangkan setiap hari. Pilih perusahaan yang memiliki jumlah saham beredar di pasar cukup banyak. Ini mengindikasikan bahwa floating share kepemilikan emiten tidak lebih dari 40%.

(TIM BEI)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement