JAKARTA – Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPP SDM) Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat jumlah tenaga penyuluh pertanian PNS mengalami peningkatan 24% dari 25.473 orang menjadi 31.511 orang.
Kepala BPPSDM Pertanian Momon Rusmono mengatakan, peningkatan tersebut salah satunya karena ada pengangkatan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THLTB-PP) menjadi Penyuluh Pertanian baru. “Dalam memenuhi kebutuhan satu desa satu penyuluh, pada 2017 telah diangkat 6.033 tenaga harian lepas menjadi Penyuluh PNS,” kata Momon.
Baca Juga: Seleksi CPNS 2018 Tidak Hanya CAT, Ini Alasan Kementerian Adakan Tes Lain
Saat ini tenaga Penyuluh Pertanian PNS menjadi 31.511 orang dari sebelumnya pada 2015 sebanyak 25.341 orang. Dengan pengangkatan Penyuluh Pertanian PNS, tenaga harian lepas pun menjadi berkurang dari sebelumnya 25.313 orang pada 2015 menjadi 12.548 orang pada 2018. Sementara itu, tenaga penyuluh swadaya juga terus meningkat dari 21.601 orang pada 2015 menjadi 25.466 orang pada 2018.
Momon menyebutkan, dalam mewujudkan visi Kementan, yakni kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani, BPPSDM Pertanian turut mengoordinasikan program-program pembangunan pertanian melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). BPP sebagai kelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan ini, juga turut melakukan pengembangan kemitraan, konsultasi bisnis, dan penyediaan data informasi pembangunan pertanian.
Sebelumnya pada 2014 terdapat 5.251 BPP, kemudian meningkat menjadi 5.647 pada 2018. “Peningkatan BPP ini diperkuat karena ada dana alokasi khusus 2016-2018 sebanyak 700 BPP,” kata Momon.
Momon menambahkan, Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk setiap BPP sebesar Rp500 juta, antara lain digunakan untuk renovasi, rehabilitasi, dan pembangunan BPP. Sedangkan dari sisi pendidikan, Kementan berhasil meningkatkan kelulusan petani milenial hingga 107%. “Peningkatan signifikan ini terlihat dari total 977 lulusan sejak 2011- 2014 menjadi 2.026 lulusan yang tercatat dari 2015-2018 di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang kini bertransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan),” ungkapnya.
Baca Juga: 6.202 Formasi CPNS Kosong Pelamar
Menurutnya, minat milenial pun meningkat 12 kali lipat atau 1.237%, yaitu dari 980 pendaftar pada 2013 menjadi 13.111 pendaftar di Polbangtan pada 2018. Hal ini karena transformasi STPP menjadi Polbangtan didesain untuk mencetak milenial tani profesional yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memiliki sertifikasi internasional untuk bisa bekerja di perusahaan multinasional.
“Kewirausahaan milenial tani pun meningkat hingga 103% dari 500 kelompok Pengembangan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) pada 2016 menjadi 1.013 kelompok PWMP pada 2018. Seperti kelompok PWMP Utami Super Broiler dari Manokwari Papua berhasil mengembangkan usahanya hingga mencapai omzet Rp1,5 miliar,” katanya.
(Sudarsono)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)