Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pemerintah Kritik Unicorn yang Belum IPO

Pemerintah Kritik Unicorn yang Belum IPO
Indeks Harga Saham Gabungan (Ilustrasi: Shutterstock)
A
A
A

Sebelumnya, President dan Co-Founder Go-Jek, Andre Soelistyo pernah bilang, pihaknya berminat untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO), namun masih terkendala peraturan yang dinilai tidak fleksibel.”Secara aspirasi, sangat ingin sekali go public lebih cepat. Apalagi consumer kami bisa jadi pemegang saham, “ujarnya.

Menurutnya, saat ini ada dua isu yang masih menjadi kendala. Pertama, perusahaan sejenis Go-Jek masih muda, termasuk dari segi historical financial. Kedua, ada pula tantangan dari sisi regulasi. Menurut Andre, aturan IPO di luar negeri terbilang fleksibel, terutama dalam hal profitabilitas. Andre juga menyebut soal klasifikasi kepemilikan saham. "Atau perusahaan bisa memiliki kelas saham yang berbeda,” tuturnya.

Baca Juga: Jumlah IPO Melebihi Target tapi Kapitalisasinya Kecil

Sementara manajemen Bukalapak dan Tokopedia menegaskan, IPO bukan menjadi tujuan utama. Head of Financial and Payment Servise Bukalapak, Destya Danang Pradityo mengatakan, pihaknya tidak ingin menjadikan IPO sebagai tujuan final perusahaan. Untuk diketahui, Tokopedia terakhir mengumumkan mendapatkan pendanaan baru sebesar USD1,1 miliar atau setara dengan Rp15,95 triliun, sehingga setelah suntikan dana tersebut valuasi Tokopedia naik menjadi USD7 miliar atau Rp101,5 triliun. Sementara Gojek menerima pendanaan kolektif dari Google, Temasek, dan JD.com, dengan nilai USD1,5 miliar atau senilai Rp20,8 triliun. Pendanaan baru itu meningkatkan valuasi Go-Jek menjadi USD5 miliar atau setara Rp69,4 triliun.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement