JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merencanakan akan membagikan dividen interim tahun buku 2018 kepada para pemegang sahamnya. Keputusan tersebut diambil ADRO dalam rapat direksi dan dewan komisaris yang diselenggarakan Senin (17/12) awal pekan kemarin.
Dilansir dari Harian Neraca, Kamis (20/12/2018), Direksi ADRO mengungkapkan bahwa dividen yang akan dibagikan ADRO kepada pemegang saham jumlahnya lebih dari USD75,17 juta. ADRO menambahkan, jadwal pelaksanaan cum dividen di pasar reguler dan pasar tunai masing-masing akan dilakukan pada 27/12/2018 dan 02/01/2019, sedangan ex dividen akan dilakukan pada 28/12/2018 dan 03/01/2019.
Baca Juga: Direktur Keuangan Adaro Energy David Tendian Mengundurkan Diri
Direksi dan dewan komisaris ADRO menyetujui untuk membagikan dividen interim tahun buku 2018 sebesar USD75,17 juta untuk 31.985.962.000 lembar saham. ADRO melanjutkan, dividen interim tersebut akan dibayarkan pada 15/01/2019 mendatang melalui rekening KSEI bagi pemegang saham yang tercatat dalam penitipan kolektif KSEI dan melalui transfer bagi pemegang saham yang masih menggunakan warkat.
Per September 2018, PT Adaro Energy Tbk membukukan laba inti USD526 juta atau naik 6% year-on-year (yoy) seiring dengan peningkatan kinerja operasional. Sementara pendapatan usaha emiten tambang ini tercatat sebesar USD2,66 miliar, naik 9,35% yoy dari sebelumnya USD2,44 miliar. Perseroan menjelaskan, bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara berkontribusi 92,54% dari total pendapatan atau sejumlah USD2,47 miliar. Pasar ekspor berkontribusi USD2,04 miliar, sedangkan pasar domestik USD633,73 juta.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir pernah bilang, EBITDA operasional perusahaan per September 2018 naik 5% yoy menjadi USD1,06 miliar dari sebelumnya USD1 miliar. Sampai akhir tahun ini, perusahaan mempertahankan EBITDA operasional di kisaran antara USD1,1 miliar—USD1,3 miliar.“Kenaikan EBITDA operasional dan laba inti per September 2018 secara yoy merupakan hasil kinerja solid di seluruh pilar bisnis perusahaan. Selain itu, volume produksi batu bara pada kuartal III/2018 meningkat 14% dari kuartal sebelumnya,”ujarnya.
Boy menyebutkan, laba inti ialah laba yang tidak termasuk biaya transaksi transisi nonoperasional yang hanya timbul satu kali terkait akuisisi Kestrel, dan tidak mencakup komponen operasional setelah pajak. Kenaikan produksi didukung oleh kondisi cuaca yang lebih baik. Oleh karena itu, perusahaan berupaya mengejar panduan target produksi batu bara pada 2018 sejumlah 54 juta—56 juta ton.
Sampai dengan kuartal III/2018, perusahaan memproduksi batu bara sejumlah 38,98 juta ton, turun 1% yoy dari sebelumnya 39,36 juta ton. Adapun, volume penjualan dalam periode yang sama menurun tipis menjadi 39,27 juta ton dari posisi per September 2017 sebesar 39,44 juta ton. Sementara itu, laba bersih Adaro pada periode 9 bulan pertama 2018 mencapai USD312,71 juta. Nilai itu menurun 16,04% yoy dari sebelumnya USD372,45 juta.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)