JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar Rupiah pada November 2018 sempat beberapa kali mengalami penguatan. Pada bulan tersebut, Rupiah menguat sebesar 6,29% secara point to point dibandingkan level bulan sebelumnya.
"Penguatan ini dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing yang cukup besar akibat dampak positif perekonomian domestik yang tetap kondusif dan eskalasi ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang sempat mereda," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Baca Juga: Hingga Akhir 2018, Rupiah Diproyeksikan Berada di Rp14.300-Rp14.500
Pada Desember 2018, Rupiah mendapat tekanan dipengaruhi kembali meningkatnya ketidakpastian global serta meningkatnya permintaan valuta asing musiman untuk kebutuhan akhir tahun.
Kenaikan suku bunga AS juga membuat nilai tukar Rupiah melemah. Tercatat, pada perdagangan sore ini, Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke level Rp14.400-an per USD.
Baca Juga: Tahun Depan Rupiah Bakal Tembus Rp15.000/USD?
“Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong berjalannya mekanisme pasar dan mendukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan,” ujarnya. (dni)
(Widi Agustian)