JAKARTA – Rencana pelaksanaan relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI) diharapkan tidak hanya berorientasi pada upaya memasukkan investasi ke Indonesia. Pemerintah perlu juga mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan bagi pelaku usaha lainnya dalam industri di sektor yang jadi terbuka bagi investor asing itu.
Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indo nesia (UI) Ainul Huda mengatakan, pemerintah terlihat mendasarkan putusannya merelaksasi DNI dari daftar realisasi investasi milik Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang masih nol.
“Keinginan pemerintah untuk menarik investasi masuk tentu kita apresiasi. Tapi, dalam membuat kebijakan harus juga mempertimbangkan aspek lainnya seperti persaingan industri maupun keberpihakan terhadap pelaku usaha dalam negeri,” ujarnya, di Jakarta.
Baca Juga: Soal DNI, Pengusaha Nasional-Asing Harus Diperlakukan Sama
Apalagi, lanjut dia, banyak pelaku usaha dalam negeri merupakan pelaku usaha UMKM yang akan kesulitan bila menghadapi persaingan dengan pemodal asing. “Seperti pelaku usaha pengupasan umbi-umbian, percetakan, printing , sektor jasa survei, jajak pendapat atau penelitian pasar. Sektor-sektor itu sudah ada pelaku industrinya dan tidak juga merupakan sektor yang mendatangkan investasi besar,” katanya.