Dia menyarankan adanya sinergi dari kementerian lain seperti Kementrian Pertanian. Menurutnya Indonesia kaya dengan rempah-rempah dan bumbu yang dapat dimulai untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku IKM dalam pengembangan sektor kuliner.
“Memang harus dimulai kerja samanya dari sekarang seperti menanam jahe sehingga hasilnya bisa dirasakan lima tahun mendatang. Dengan hasil bertanam sendiri, pelaku IKM tidak akan mengeluh dengan ketersediaan dan harga komoditas bumbu untuk usaha kuliner mereka,” ungkapnya.
Bisnis kuliner juga menjadi tanggung jawab Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf Abdur Rohim Boy Berawi mengungkapkan, subsektor kuliner memberikan kontribusi 41,40% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Boy mengutip data BPS 2016, peningkatan nilai di sektor industri kreatif mencapai Rp 382 triliun. “Kontribusi ini didapat dari 5,5 juta unit usaha kuliner atau sebesar 67,7% dari total unit usaha ekonomi kreatif,” tandasnya.
Pada 2017 kontribusi kuliner diprediksi akan terus mengalami peningkatan baik dari sisi nominal maupun dari pertumbuhannya. “Kontribusi kuliner pada 2017 diperkirakan naik sebesar Rp 410 triliun dengan kontribusi terhadap PDB ekonomi kreatif naik sebesar 41,5%.
Jumlah tenaga kerja juga diprediksi akan meningkat menjadi 8,6 juta orang dari yang sebelumnya hanya 7,9 juta orang,” paparnya. Bekraf terus mendukung perkembangan kuliner Indonesia melalui perbaikan ekosistem industri kuliner.
Hal itu dimulai dari peningkatan SDM pelaku industri kuliner, peningkatan kualitas dan mutu produk kuliner, akses permodalan, perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) hingga pemasaran produk kuliner Indonesia baik dalam maupun luar negeri.
“Kami juga punya program unggulan Bekraf seperti Food Startup Indonesia (FSI), yaitu platform yang menghubungkan perusahaan rintisan (start up ) kuliner Indonesia dengan ekosistem kuliner sekaligus mempertemukan mereka dengan berbagai sumber permodalan,” papar Boy.
Di dalam program ini, lanjut Boy, para pelaku kuliner akan mendapatkan dukungan mulai dari capacity building, mentoring, pitching kepada investor hingga pameran dari dalam maupun luar negeri.
Pelatihan seperti yang dilakukan Kemenperin juga dilakukan untuk mengajarkan pengemasan produk, branding, dan penyelenggaraan pameran produk kuliner seperti event Kreatifood.