Dikatakan Kariyasa, membaiknya kesejahteraan petani juga bisa dilihat dari menurunnya indek Gini Rasio di perdesaan. Ini merupakan cermin dari pemerataan pendapatan di perdesaan yang terus membaik. Pada tahun 2015, indeks Gini Rasio di perdesaan sebesar 0,334 dan pada tahun 2016 dan 2017 turun masing-masing menjadi 0,327 dan 0,320.
"Atau dengan kata lain ketimpangan pendapatan antar rumah tangga di perdesaan semakin rendah. Yang perlu dicatat adalah keberhasilan telah berdampak pada pemerataan pendapatan di perdesaan. Kondisi mereka jauh lebih baik dibanding warga perkotaan," katanya.
Program Terobosan Pemerintah di Sektor Pertanian
Dalam upaya mengurangi jumlah penduduk miskin di perdesaan, Kariyasa menyebutkan Kementan telah membuat program terobosan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA). Terobosan ini dinilai tepat sebagai solusi permanen untuk mengentaskan masyarakat petani dari kemiskinan dan pemerataan.
"Sebab sebagian besar penduduk miskin di perdesaan adalah petani di mana lebih dari 70 persen pendapatan utamanya berasal dari sektor pertanian. Tahun ini kita sudah terapkan program ini di 10 provinsi dengan sasaran 200.000 Rumah Tangga Petani Miskin (RTM)," katanya.
Di sisi lain, peningkatan produksi juga terus dilakukan melalui program upaya khusus (UPSUS) untuk padi, jagung, kedelai dan hortikultura. Selain itu ada juga program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) pada peternakan serta bantuan bibit pada perkebunan.
"Program khusus ini mampu meningkatkan produksi komoditas pertanian secara signifikan sehingga menyebabkan PDB sektor pertanian tumbuh positif secara konsisten," katanya.
Meningkatnya produksi juga sangat memuaskan karena mampu menyediakan ketersediaan pangan sehingga dengan sendirinya menekan inflasi secara signifikan. Belum lagi adanya program asuransi pertanian dan program pengembangan pertanian modern melalui penggunaan alsitan secara masif.
"Kedua program ini mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan keluarga petani karena menghemat biaya karena sebagian besar tenaga kerja sudah diganti oleh penggunaan alsintan yang jauh lebih efisien," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)