Satu hal yang mungkin tak mereka terima adalah semua flat HDB punya kontrak kepemilikan 99 tahun. Setelah kontrak itu habis, maka pemerintah bisa mengklaimnya.
Singapura adalah negara yang masih muda dan apa yang terjadi ketika kontrak-kontrak pertama ini habis akan menjadi perdebatan hangat.
Selain itu, ada juga ungkapan, bahwa di Singapura, orang tidak melamar dengan "Maukah kamu menikah denganku?" tapi dengan "Mau membeli flat bersama?"
Angela Oh, 29, membeli flat HDB empat kamarnya bersama pria yang menjadi suaminya pada 2012, tapi dia baru menempati flatnya tahun ini. Sistem ini memungkinkan pasangan untuk mendaftarkan nama mereka untuk flat baru, tapi Anda harus menikah saat flat dibangun.
"Waktu pembangunan BTO (built to order/dibangun sesuai pesanan) yang panjang benar-benar mengurangi kebahagiaan dari sebuah lamaran," katanya, karena pernikahan menjadi soal praktis saja. Jika hubungan Anda putus saat periode tunggu itu, uang Anda hangus dan Anda tak boleh mendaftar BTO lagi selama setahun.

"Saya tidak mengunci pintu, saya berusaha untuk kenal dengan tetangga," kata Safura Ashari, seorang agen perumahan yang membantu klien mencari flat HDB.
Oh, yang tinggal lama di flat HDB, mengatakan bahwa dia dan suaminya "puas untuk menjadikan BTO mereka sebagai rumah abadi". Tapi menurutnya generasinya punya pandangan berbeda dari orang tuanya.
"Orang tua kami mungkin berpikir bahwa flat HDB adalah akhir dari semuanya," katanya. "Generasi sekarang punya banyak hal yang harus dipikirkan, bukan hanya soal punya rumah…kewarganegaraan global telah mengubah cara kita melihat dan berpikir soal lokasi rumah."
Bagi para bekas penghuni kampung seperti Lam Chun See dan Chuck Hio Soon Huat, masa lalu selalu punya kenangannya sendiri.
"Di luar rumah, ada alam," kata Lam. "Di sini, apa di balik pintu? Di flat HDB, kami tak punya luar rumah!" katanya tertawa. "Tapi kesalahan ini bukan pada HDB, ini soal urbanisasi," katanya.
Hio mengangguk. "Ini harga yang harus dibayar untuk kemajuan," katanya. "Tapi saya bangga bahwa kami ikut punya peran di sini."
(Kurniasih Miftakhul Jannah)