Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Target Investasi Hulu Migas Meningkat Jadi USD14,7 Miliar pada 2019

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 14 Januari 2019 |09:42 WIB
Target Investasi Hulu Migas Meningkat Jadi USD14,7 Miliar pada 2019
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
A
A
A

JAKARTA – Pemerintah menargetkan investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) tahun ini sebesar USD14,79 miliar, meningkat dibandingkan target tahun lalu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar USD14,2 miliar dengan realisasi sebesar USD11,99 miliar. Proyeksi itu akan dipenuhi dari 13 proyek hulu migas yang beroperasi tahun ini.

”Kalau tidak ada investasi penurunan produksi per tahun bisa mencapai kurang lebih 11%. Supaya tidak ada penurunan, maka perlu investasi,” ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, total nilai investasi hulu migas dari 13 proyek tersebut mencapai USD702 juta atau Rp10 triliun. Sedangkan total tambahan produksi si sejumlah proyek hulu migas itu mencapai 240.000 barrel oil equivalent per day (boepd). Rinciannya untuk gas mencapai 1.300 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan minyak sebesar 8.600 barel per hari (bph).

”Rencana investasi perlu terus ditingkatkan dan dikawal supaya terlaksana karena investasi pengaruhnya pada produksi,” kata dia.

Baca Juga: Skema Gross Split Jadi Biang Kerok Turunnya Investasi? Ini Penjelasan SKK Migas

Secara rinci 13 proyek tersebut terdiri dari Kompleks Betara milik Petrochina International Jabung Ltd, Terang Sirasun Batur milik Kangean Energy Indonesia Ltd, proyek Ario Damar-Sriwijaya milik PT Tropik Energi Pandan, proyek gas Temelat ke Gunung Kembar Selatan milik PT Medco E&P Indonesia, proyek Bukit Tua fase 3 milik Petronas Cari-gali Ketapang II Ltd, proyek Buntal- 5 milik Medco E&P Natuna Ltd, proyek Bison-Iguana-Gajah Putri milik Premier Oil Natuna Sea BV, dan Suban Compression milik ConocoPhillips Grissik Ltd.

Kemudian terdapat pula proyek onstream yang berpotensi menghasilkan minyak, seperti Kedung Keris milik ExxonMobil Cepu Ltd, proyek Bayan Gas milik Manhattan Kalimantan Investment Pte Ltd, dan proyek YY milik PHE ONWJ.

Baca Juga: Investasi Migas Semester I-2018 Rendah, KESDM Yakin Melejit di Akhir Tahun

Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, salah satu upaya meningkatkan investasi hulu migas ialah dengan menggratiskan akses data migas sehingga seluruh dunia bisa akses data. Selain itu, pemerintah juga berencana melakukan kerja sama dengan negara Timur Tengah, yakni Irak dan Azerbaijan, guna meningkatkan investasi migas. Adapun kerja sama yang dibangun terkait pembangunan kilang minyak, petrokimia, dan eksplorasi migas.

”Pertamina berminat investasi di proyek Tuba Field Irak, tapi masih dijajaki. Nanti ke depan masih banyak kerja sama lain yang menyusul akan dilakukan,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Program Kementerian ESDM Soerjaningisih optimistis target investasi hulu migas tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, untuk tahun ini ada peluang meningkatkan investasi dengan kerja sama luar negeri, selain menggenjot proyek-proyek di dalam negeri.

”Kita laksanakan tahun ini meningkatkan kerja sama dengan Irak dan Azerbaijan. Dengan Azerbaijan, kita ditawari eksplorasi dan impor minyak mentah,” kata dia.

Pihaknya juga mengungkapkan tidak tercapainya target investasi hulu migas tahun lalu disebabkan terdapat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang tertunda. Selain itu, faktor harga minyak juga tidak ekonomis.

Direktur Eksekutif ReforMiners Institute Komaidi Notonegoro mengatakan target investasi hulu migas tahun ini cukup moderat. Pihaknya menilai target itu masih berpotensi tercapai. Secara fundamental, kata dia, investasi hulu migas tahun ini dinilai lebih baik dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, risiko perekonomian global terlihat sudah mulai membaik. Selain itu, fluktuasi harga minyak dunia juga mulai meningkat dan perekonomian sedikit mulai lebih baik.

”Dulu target investasi hulu migas bisa mencapai USD18–USD20 miliar,” kata dia.

Dia beranggapan tahun politik tidak banyak berpengaruh terhadap investasi hulu migas karena investasi hulu migas merupakan investasi besar dengan sifat jangka panjang. Hal itu berbeda dengan sifat investasi jangka pendek yang diputuskan pada tahun politik ada kemungkinan berpengaruh.

”Jadi, korelasinya tidak terlalu signifikan karena model investasi hulu migas sifatnya jangka panjang. Realisasi investasi di tahun politik bisa jadi telah diputuskan satu atau dua tahun sebelumnya,” kata dia.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement