Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Waskita Targetkan Kontrak Baru Rp55 Triliun

Waskita Targetkan Kontrak Baru Rp55 Triliun
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

Tengok saja, pada akhir 2017, laba bersih perseroan sebesar Rp4,2 triliun. Sementara, hingga September 2018 laba bersih yang telah tercatat mencapai Rp4,3 triliun. Putra menuturkan, penetapan target laba yang relatif stagnan disebabkan karena adanya beberapa ruas tol yang sudah mulai beroperasi. "Tol yang beroperasi ini harus kita alokasikan top up untuk operasinya, karena seluruh utang sudah dikapitalisasi,"ujarnya.

Kemudian pendapatan ditargetkan sebesar Rp54,13 triliun. Target ini naik bila dibandingkan dengan tahun lalu. "Kinerja keuangan perseroan bahwa pendapatan usaha kita di 2017 sebesar Rp45,1 triliun. Tahun 2018 kemarin, kita targetkan tumbuh 10%. Saya belum bisa sebutkan angka karena masih dalam proses audit,"kata Haris Gunawan, Direktur Keuangan WSKT.

grafik

Adapun nilai kontrak yang ditargetkan tercapai tahun ini stagnan pada kisaran Rp121,6 triliun. Jumlah ini turun bila dibandingkan 2017 yang mencapai Rp138 triliun atau sedikit naik bila dibandingkan tahun 2018 yang hanya Rp117 triliun. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capex senilai Rp25,3 triliun. Mayoritas belanja modal atau sekitar 78,9% akan digunakan untuk mendanai proyek tol yang kini sedang dalam proses tender.

Saat ini, ada beberapa proyek tol yang kini tengah diincar Waskita, seperti Tol Semarang-Demak, Tol Bawen-Yogyakarta, serta Jembatan Tol Penajam-Passer Utara di Kalimantan Timur. Baca juga: Tahun Ini, Waskita Targetkan Jual 6 Ruas Tol Adapun kebutuhan investasi Tol Semarang-Demak sepanjang 25 kilometer sekitar Rp16 triliun. Sementara, investasi untuk Jembatan Tol Penajam-Passer Utara sepanjang 7,6 kilometer sekitar Rp11,6 triliun. Sedangkan, investasi Tol Bawen-Yogyakarta yang dirancang sepanjang 71 kilometer diperkirakan mencapai Rp12,13 triliun. Selain tol, ada beberapa proyek lain yang juga mendapat alokasi belanja modal untuk digarap seperti energi (4,3%), pembelian alat konstruksi (9%), precast (3,6%) dan properti (4%).

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement