JAKARTA - Pemerintah menugaskan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk menyerap jagung petani. Hal tersebut mengantisipasi panen raya yang akan terjadi beberapa bulan lagi.
Seperti diketahui, mulai Februari akan ada panen raya jagung. Panen raya akan berlangsung kurang lebih selama tiga bulan pada Februari, Maret dan April.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, penyerapan jagung akan mulai dilakukan mulai esok hari secara bertahap. Apalagi panen raya bersamaan dengan panen raya padi.
"Kita mempersiapkan segala jagung menghadapi panen puncak di Februari, Maret, April karena bersamaan dengan panen puncak untuk padi," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Baca Juga: Bulog Ekspor Beras, Kemendag Tidak Tahu
Amran menambahkan, untuk itu pihaknya telah menyiapkan 900.000 unit dryer untuk pengeringan jagung. Diharapkan 900.000 unit ini bisa digunakan dengan maksimal oleh Bulog.
"Ini kita antisipasi dan siapkan dryer dari Kementerian Pertanian untuk jagung dan beras tapi kita fokus jagung," ucapnya.
Nantinya, lanjut Amran, serapan jagung ini juga digunakan untuk stok pada Oktober. Ketika bulan tersebut, stok jagung menipis pada tahun 2018 lalu sehingga diharapkan dengan penyiapan lebih dini ini bisa mencukupi stok jagung nasional.
"Segala pada panen puncak untuk stok persiapan Oktober pada saat jagung dulu kan cuma beras nih. Sekarang sudah serap jagung dan di simpan pada posisi paceklik," ucapnya.
Baca Juga: Bulog Ekspor Beras, Menko Darmin: Sudahlah yang Penting Jaga Harga
Dari sisi petani, Amran juga berharap tidak akan mengalami kerugian. Karena pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) di tingkat petani sebesar Rp3.150 per kilogram.
"Serapan untuk jagung ada di HPP kita siapkan tapi kita lihat harga di lapangan. Volumenya intinya kita harapkan petani tidak rugi, peternak, Insha Allah tidak membeli jagung," jelasnya.
(Feby Novalius)