JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menargetkan volume penumpang pada 2019 sebesar 20.433.231. Angka tersebut naik 7% dibandingkan realisasi tahun 2018 yang mencapai sekitar 19 juta penumpang.
EVP PT KAI Daop 1 Dadan R Rudiansyah mengatakan, untuk target angkutan barang di 2019 adalah sekitar 5,6 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2018 yang mencapai 5.034.792 ton.
"Targenya naik 7% dari 19 juta penumpang ini bisa jadi 20 juta penumpang. Kemudian barang diprediksi naik 12% tadinya ,034 juta ton sekarang 5.643 juta ton," ujarnya dalam acara konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Baca Juga: 19 Juta Penumpang Naik Kereta dari Jakarta Selama 2018
Dadan menambahkan, untuk mencapai target 20 juta penumpang pihaknya menyiapkan beberapa strategi. Seperit salah satunya adalah dengan meningkatkan okupansi penumpang KA, dengan cara merubah jadwal KA, memberhentikan KA di Stasiun Bekasi, Karawang dan Cikampek untuk beberapa KA.
Beberapa KA yang dimaksud adalah KA Fajar Utama Yogya, KA Gajahwong, Sawunggalih Pagi, Sawunggalih Malam. Kemudian ada juga KA Jaka TIngkir, Kutojaya Utara, dan yang terakhir Cirebon Ekspres.
Langkah selanjutnya adalah dengan menambah jumlah perjalanan KA Pangrango. Dan yang terakhir adalah menambah stamformasi (jumlah kereta dalam satu rangkaian) pada KA-KA tertentu yang beroperasi pada saat akhir pekan.
"Kami juga mempersiapkan sarana kamu. Untuk mengoptimalkan peluang ini. Tahun ini sebelum lebaran diharapkan INKA sudah membeli 438 kereta yang sampai saat ini 26 train set. 10 lagi akan datang ke KAI. Rencananya sebelum lebaran sudah datang sehingga kami bisa meningkatkan pelayanan," jelasnya
Dadan menambahkan, sedangkan untuk meningkatkan angkutan barang, pihaknya akan melakukan penambahan KA barang baru. Di sisi lain, pihaknya juga akan melakukan penambahan frekuensi perjalanan KA barang yang eksisting.
Baca Juga: 5 Jalur Kereta Jawa Barat "Hidup Kembali", Ini Daftarnya
Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan penambahan volume barang yang diangkut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperluas pemasaran dengan menggandeng beberapa asosiasi angkutan ritel, corporate dengan mitra angkutan baru dan eksisting.
Menurut Dadan, pihaknya juga akan mengusulkan kerjasama dengan skema (tarif, pembayaran, target angkutan) yang menarik. Lalu ada juga dengan cara meningkatkan penetrasi langsung ke perusahaan potensial dan usaha yang terakhir adalah dengan meningkatkan sinergi dengan perusahaan BUMN dan logisitik.
"Strategi angkutan logistik. Kita harus penerima ke konsumen langsung, tidak ke vendor, pabrikan langsung datang siapa gerbong-gerbong dan lokomotif. Tahun ini kami masih menunggu kedatangan yang baru. 2019 atau 2020 ada lokomotif baru. Kami harapkan nanti kami ada lokomotif dari beberapa yang rencana akan dihapus. Kami evaluasi kereta-kereta yang kurang diminati," jelasnya.
(Feby Novalius)