JAKARTA - PT Mandiri Manajemen Investasi optimis perekonomian Indonesia akan lebih baik pada tahun 2019 ini. Hal tersebut disebabkan beberapa indikator yang menyebutkan ekonomi Indonesia akan lebih baik lagi pada tahun ini.
Direktur Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti mengatakan, faktor pertama yang membuat ekonomi Indonesia akan lebih baik adalah positifnya kinerja ekonomi Indonesia ditahun lalu meskipun diterpa berbagai macam ketidakpastian global. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian tumbuh 5,17% (year on year/yoy).
"Tahun ini penuh optimisme. Terjaganya daya beli konsumen di tengah meredanya tekanan eksternal akan menjadi faktor pendukung bagi pertumbuhan ekonomi domestik, khususnya pada kuartal I tahun ini," ujarnya dalam acara Mandiri Manajemen Investasi: Market Outlook 2019 di Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Baca Juga: Menko Luhut: Ekonomi RI Tidak Berkiblat ke AS atau China
Selain itu lanjut Endang, lebih baiknya ekonomi Indonesia tahun ini tidak terlepas dari terjaganya daya beli masyarakat. Apalagi tekanan eksternal yang mulai mereda akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal pertama.
Disisi lain lanjut Endang, perekonomian negara-negara berkembang juga mulai bergerak kearah positif. Hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk tidak terlalu agresif menaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR).
Ditambah, perang dagang antara Amerika Serikat Dann Cina juga diprediksi akan mereda para tahun ini. Hal tersebut setelah adanya pertemuan antara Presiden Amerika Serikat dan China beberapa waktu lalu.
"Ini lebih akomodatif dan jadi sentimen positif bagi negara berkembang seperti Indonesia," ucapnya.
Baca Juga: Pendapatan per Kapita Indonesia Naik Jadi Rp56 Juta/Tahun
Endang menambahkan, membaiknya ekonomi domestik dan dunia tersebut menjadi momentum bagi perusahaan investasi termasuk Mandiri Investasi untuk terus meningkatkan kinerja produk - produk Reksa Dana.
Sebab menurutnya, demgan kondisi pasar modal yang diharapkan lebih bergairah di tahun ini, asset class yang dapat menjadi pilihan investor untuk berinvestasi antara lain adalah Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Sebagai informasi, produk Mandiri Investasi yang menjadi unggulan di Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana Mandiri Investa Equity ASEAN5 Plus (ASEAN5+) dan Reksa Dana Mandiri Investa Equity Dynamo Factor (DYNAMO)
Sedangkan untuk Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah Reksa Dana Mandiri Investa Dana Utama (MIDU). Sebagai jawaban kami kepada minat investor terhadap produk investasi alternatif, Perseroan berencana akan menerbitkan beberapa produk alternatif lainnya di tahun 2019 seperti KIK-DINFRA dan KIK-EBA lainnya.
Ke depannya lanjut Endang, pihaknya berkomitmen untuk tumbuh lebih baik dan terus mengembangkan kapabilitas, sesuai visi Mandiri Investasi untuk menjadi “The Most Innovative and Leading Asset Management Company in Indonesia”. Oleh karenanya, perseroan senantiasa memberikan solusi investasi dengan produk yang inovatif disertai hasil yang optimal untuk memenuhi kebutuhan para Investor.
"Sebagai jawaban kami kepada minat investor terhadap produk investasi alternatif, Perseroan berencana akan menerbitkan beberapa produk alternatif lainnya di tahun 2019 seperti KIK-DINFRA dan KIK-EBA lainnya," jelasnya.
Sebagai Informasi, PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi mencatatkan kinerja positif selama 2018. Perseroan berhasil mencapai Asset Under Management (AUM) Reksa Dana sebesar Rp 48,2 Triliun di tahun 2018.
Sementara untuk total dana kelolaan, termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Pengelolaan Dana Nasabah Individu di akhir tahun 2018 Mandiri Investasi mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp 53,4 Triliun.
Dengan pencapaian AUM Reksa Dana sebesar Rp 48,2 Triliun tersebut (termasuk KIK EBA dan RDPT), market share Mandiri Investasi di Industri Reksa Dana mencapai 9,1% dan berhasil menjaga posisi no. 1 di peringkat AUM Industri Reksa Dana nasional (sumber: Infovesta).
Dari sisi komposisi AUM Reksa Dana per asset class, komposisi AUM Reksa Dana Mandiri Investasi per Desember 2018 masih di dominasi oleh Reksa Dana Terproteksi dengan kontribusi AUM mencapai 34%. Diikuti oleh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang masing-masing berkontribusi sebesar 18% dan 14%.
Di tahun 2018 Mandiri Investasi juga telah meluncurkan beragam Investasi Alternatif yaitu Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri GIAA01 dengan nilai total Rp 2 Triliun, yang merupakan instrumen sekuritisasi aset keuangan pertama di Indonesia yang menjadikan hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat dengan rute Jeddah dan Madinah sebagai underlying. Selain itu, Mandiri Investasi juga menerbitkan Reksa Dana Pendapatan Tetap Mandiri Infrastruktur Ekuitas (RDPT MIET) dengan nilai total Rp 1,97 Triliun untuk pembiayaan infrastruktur jalan tol Trans Jawa.
Tidak hanya hal diatas, Mandiri Investasi juga melakukan terobosan dengan menyediakan aksesinvestasi ke offshore market yang dilakukan melalui kerjasama dengan Aset Manajemen dan Private Bank Global yaitu Lombard Odier
(Feby Novalius)