JAKARTA - Pemerintah menggandeng tiga startup unicorn Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pesantren. Kerjasama tersebut dilakukan dengan Tokopedia, Bukalapak, dan Go-Jek.
Hal ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) program Kemitraan Ekonomi Umat dan pemberdayaan Usaha, Kecil, dan Menengah oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan ketiga unicorn. Penandatangan berlangsung dalam acara Kadin Entrepreneurship Forum 2019 yang mengangkat di Shangri-La Hotel Jakarta, hari ini.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin menyatakan, kerjasama itu mencakup pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi pesantren. Di mana program pelatihan difasilitasi Tokopedia, Bukalapak, dan Go-Jek.
"Jadi mendorong ekonomi umat ada program kemitraan, vokasi, dan kewirausahaan. Nah kewirausahaan ini pelatihan-pelatihan itu difasilitasi oleh ketiga perusahaan tersebut. Utamanya untuk pelatihan digital," kata dia kepada wartawan, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Baca Juga: Pengusaha Sebut Unicorn Indonesia Dorong Akses Pasar UMKM
Rudy menyatakan, beberapa pelatihan tersebut yakni dibidang Information technology (IT) dalam bentuk pembelajaran coding selama kurun waktu beberapa bulan. Selain itu, pelatihan menciptakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengerti digital marketing.
Kemudian, ada juga pelatihan untuk masuk dalam bagian services pada layanan yang disediakan oleh aplikator. "Kan ada layanan juga seperti soal kecantikan, seperti Go-Glam, itu ada juga pelatihannya misal belajar untuk manikur dan pedikur. Itu kan masuk dalam bagian services," jelas dia.
Baca Juga: Sri Mulyani Minta Pengusaha Generasi Lama Belajar dari Unicorn
Menurutnya, kerjasama ini berbasis kemitraan sehingga pemerintah memang tak menggelontorkan dana dalam kerjasama. Kata dia, di era digitalisasi saat ini pemerintah tidak lagi bertindak sebagai regulator, namun akan lebih berfungsi sebagai fasilitator dan akselerator. Hal tersebut akan memberikan ruang bagi tumbuhnya inovasi.
"Jadi win-win (saling menguntungkan) antara usaha besar dengan untuk bantu masyrakat. Jadi mereka (unicorn) dapat partner baru, disisi lain baik santri maupun masyarakat di sekitar pesantren juga dapat skill tambahan," jelasnya.
Dia menyatakan, program kemitraan ini memang dimulai sejak awal tahun 2019. Sudah terlaksana satu batch pelatihan yang butuh berlangsung selama 2-3 bulan.
"Program kemitraan itu udah diinisiasi dari Maret 2018 kemarin, cuma yang kewirausahaan dengan 3 perusahaan unicorn ini baru di awal 2019," kata dia.
(Feby Novalius)