JAKARTA – Pola konsumsi media yang dilakukan masyarakat saat ini menjadi lebih kompleks dengan adanya internet. Perkembangan internet ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pengguna smartphone yang sangat tinggi, yakni lebih tinggi 125% dibandingkan periode 2013.
Saat ini, 79% dari pengguna internet mengakses internet melalui smartphone. Hal tersebut menyebabkan semua generasi telah mengadopsi internet dan penetrasi internet terus bertumbuh di semua kelompok usia.
Penetrasi tertinggi ditemukan pada Generasi Milenial (tahun kelahiran 1980-1999) dan Generasi Z (tahun kelahiran di atas 2000) dengan penetrasi masing-masing 58% dan 50%. Sementara Generasi X (kelahiran 1960-1980) di angka 33% dan Generasi Baby Boomers (kelahiran 1946-1964) di angka 9%.
Baca juga: Belanja Iklan Naik 5% Jadi Rp144,4 Triliun
Konsumen Indonesia kini menghabiskan waktu rata-rata 5 jam setiap harinya untuk mengkonsumsi konten, baik melalui media konvensional maupun internet. Studi Nielsen pada 2018 menunjukkan bahwa meskipun durasi menonton TV masih tertinggi, yaitu rata-rata 4 jam 53 menit setiap harinya, durasi mengakses Internet menjadi tertinggi kedua yaitu rata-rata 3 jam 14 menit per harinya; disusul oleh mendengarkan Radio (2 jam 11 menit), membaca Koran (31 menit) dan membaca Majalah (24 menit).

Meningkatnya konsumsi Internet ini membuat kebiasaan dual-screen antara media digital dengan media konvensional menjadi suatu hal yang lumrah. Bahkan konsumen kini dapat menikmati konten media melalui berbagai jenis perangkat digital. Di sisi lain, pengukuran pemirsa yang tepat kini menjadi lebih kompleks karena tingginya persentase duplikasi antara konsumsi media konvensional dengan media digital.
Terdapat setidaknya 50 persen duplikasi antara TV vs Digital, 62 persen duplikasi pada Radio vs Digital, sementara duplikasi Media Cetak dan Digital mencapai 72 persen.

Menjadi tantangan bagi para pelaku industri untuk mendapatkan pengukuran yang tepat tanpa terduplikasi antara media konvensional dan media digital. Tantangan tersebut di antaranya terkait konten dan iklan yang dikonsumsi baik melalui media konvensional maupun digital. Di samping itu tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mengukur pemirsa yang melihat iklan atau konten di media digital tidak semudah di media konvensional.
Media digital memiliki berbagai macam metriks pengukuran seperti Video Views, Click Through Rate, Page Views, Impressions yang lebih mengacu kepada aktivitas, tanpa mengetahui ‘siapa’ di balik aktivitas tersebut. Tantangan lainnya adalah mengukur kepemirsaan baik lintas platform digital maupun lintas perangkat yang digunakan tanpa terduplikasi.
“Untuk siap di digital, ada tiga hal yang perlu kami perhatikan. Pertama adalah bisnis modelnya, yang kedua adalah ekosistemnya dan yang ketiga adalah currency datanya.” tutur Vice President MNC Group Sukma Archie.