JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan, tekanan kenaikan harga pada Mei 2019 diperkirakan lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan permintaan terha dap barang dan jasa yang meningkat pada puasa dan jelang Idul Fitri.
Hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) mencatat indeks ekspektasi harga tiga bulan mendatang (IEH 3 bulan) sebesar 169,0 atau meningkat dibandingkan 166,7 pada bulan sebelumnya. Secara spasial, meningkatnya IEH terjadi di 11 kota, dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi di Samarinda. Adapun tekanan kenaikan harga pada Agustus 2019 diperkirakan menurun seiring dengan terjaganya pasokan barang konsumsi dan normalnya permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini terindikasi dari indeks ekspektasi harga enam bulan mendatang (IEH 6 bulan) sebesar 162,9 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 170,7.
Baca Juga: Gubernur BI Optimistis Aliran Modal Asing Bakal Meningkat
Secara spasial tekanan kenaikan harga diperkirakan turun di 16 kota, terendah terjadi di Samarinda. Sementara itu, tekanan harga pada Februari 2020 diperkirakan sedikit meningkat, tercermin dari indeks ekspektasi harga (IEH) Februari 2020 sebesar 171,6, sedikit lebih tinggi dari 171,5 pada bulan sebelumnya. ”Tekanan kenaikan harga pada Februari 2020 diperkirakan meningkat di tujuh kota, tertinggi terjadi di Jakarta,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko di Jakarta, Rabu (6/3). Survei konsumen BI mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Februari 2019 masih terjaga.
Hal ini tercermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Februari 2019 yang tetap berada dalam zona optimistis (di atas 100), yaitu sebesar 125,1, meskipun lebih rendah dibandingkan 125,5 pada bulan sebelumnya. Menurut Onny, masih terjaganya optimisme konsumen terutama ditopang oleh ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan. Ini terlihat dari kenaikan indeks ekspektasi kondisi ekonomi (IEK) sebesar 0,3 poin menjadi 140,9 pada Februari 2019. Sementara itu, indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) pada Februari 2019 sebesar 109,4, lebih rendah 0,9 poin dari bulan sebelumnya. Berdasarkan wilayah, sebanyak 10 kota pelaksana survei mengalami penurunan IKK pada Februari 2019, sementara 9 kota lainnya mengalami peningkatan IKK.
Penurunan IKK terdalam terjadi di Kota Makassar (-8,7 poin), diikuti Banjarmasin (-8,0 poin), sementara kenaikan IKK tertinggi terjadi di Ambon (14,9 poin). Pada Februari 2019, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih berada pada level optimistis, meskipun tidak sekuat bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) Februari 2019 sebesar 109,4, lebih rendah dan 110,3 pada Januari 2019.
(Kunthi Fahmar Sandy)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)