JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih cukup sulit dilakukan oleh Bank Sentral. Meski tahun ini kebijakan normalisasi moneter The Federal Reserve (The Fed) kian melambat.
Bank Sentral AS memang diproyeksikan hanya menaikkan suku bunganya satu kali di sepanjang tahun 2019, di mana pada tahun lalu mencapai empat kali. Kondisi itu pun berdampak pada penguatan Rupiah saat ini.
Baca Juga: Gubernur BI: Suku Bunga Acuan Hampir Capai Puncaknya
Chatib menyatakan, hal yang membuat BI sulit menurunkan suku bunga acuannya yakni kondisi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih melebar. BI mencatat CAD pada kuartal IV 2018 membengkak jadi USD9,1 miliar atau 3,57% dari produk domestik bruto (PDB), angka itu naik dari defisit pada kuartal sebelumnya yang USD8,6 miliar atau 3,28% dari PDB.