Share

Industri Keramik Diprediksi Tumbuh 8 % Tahun ini

Koran SINDO, Jurnalis · Jum'at 15 Maret 2019 10:29 WIB
https: img.okezone.com content 2019 03 15 320 2030271 industri-keramik-diprediksi-tumbuh-8-tahun-ini-t3J5zqbnFN.jpg Ilustrasi: (Foto: Okezone)

JAKARTA - Produksi keramik nasional tahun ini diperkirakan akan mencapai 410 juta hingga 420 juta meter persegi. Angka produksi ini mengalami kenaik-an sekitar 8% jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu mencapai 380 juta meter persegi. ”Kami menargetkan angka produksi keramik nasional akan mencapai 410-420 juta meter persegi tahun ini atau tumbuh 8% dibandingkan jumlah produksi tahun lalu,” ujar Ketua Umum Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto di sela pembukaan Keramika 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Menurut dia, pertumbuhan industri keramik telah terlihat sejak tahun lalu, yaitu sebesar 5% atau tumbuh menjadi 380 juta meter persegi. Adapun capaian pertumbuhan itu disebabkan kebijakan safeguard yang diberlakukan pemerintah. Kebijakan safeguard diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 119/PMK. 010/2018 tentang Penetapan Bea Masuk bagi Keramik Impor.

Adapun aturan itu telah diterbitkan Kementerian Keuangan sejak 12 Oktober 2018. ”Daya saing industri keramik akan meningkat seiring diterbitkan aturan safeguard. Kami optimistis setelah terbit aturan itu, produk keramik lokal akan diminati masyarakat, karena sebelumnya dihantam produk-produk impor dari China,” ungkapnya.

Baca Juga: Menperin Sebut Ada 4 Hal Pemacu Daya Saing Industri Keramik, Apa Saja?

Dia menambahkan, melihat kondisi industri keramik lokal yang terus membaik, para pelaku usaha mulai berani menambah kapasitas produksi. Untuk saat ini kapasitas produksi keramik nasional mencapai 580 juta meter persegi dengan tingkat utilisasi 65% dari tingkat kapasitas terpasang.

Dengan begitu, pihaknya optimistis produksi keramik Indonesia akan mampu menempati peringkat lebih baik lagi dibandingkan saat ini. Edy yakni produksi keramik nasional akan mencapai peringkat keempat di dunia dari saat ini menduduki peringkat kesembilan.

Bahkan dengan kebijakan safeguard mampu mendorong industri keramik nasional menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara. Tak hanya itu, dengan desain menarik dan penggunaan teknologi, keramik lokal tidak kalah jika dibandingkan dengan luar negeri.

”Dengan upaya yang kami dan pemerintah lakukan, kami optimistis produksi keramik nasional mampu menempati peringkat keempat di dunia,” kata dia. Ia juga menyebut pertumbuhan keramik untuk lantai dan dinding dalam lima tahun terakhir (2013-2017) meningkat rata-rata 10,3% per tahun dari 274,52 juta meter persegi pada 2013 menjadi 366,59 juta meter persegi pada 2017.

grafik

Karena pada 2013 ekspor keramik tile sebanyak 36,85 juta meter persegi dengan nilai USD44,22. Sedangkan pada 2017 ekspornya meningkat menjadi 51,69 juta meter persegi dengan nilai USD75,87 juta untuk tujuan Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Taiwan, Australia, dan Amerika Serikat.

”Meningkatkan produksi ini akibat adanya ekspansi yang dilakukan beberapa produsen keramik. Kita tahu keramik Indonesia sangat digemari di pasar internasional,” kata dia. Sementara itu, General Manager Reed Panorama Exhibitions Steven Chwee mengatakan, kebutuhan bangunan terus mengalami peningkatan.

Hal itu akan mendorong peningkatan bagi elemen pendukungnya. ”Pertumbuhan kebutuhan bangunan itu didukung pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Selain itu, pameran Keramik 2019 juga menjadi peluang pertumbuhan bisnis keramik di dalam negeri,” kata dia.

(Nanang Wijayanto)

Follow Berita Okezone di Google News

(kmj)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini