Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penjualan Asia Pacific Fiber Capai USD475,21 Juta

Penjualan Asia Pacific Fiber Capai USD475,21 Juta
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mencatatkan penjualan sebesar USD475,21 juta pada 2018 atau tumbuh 19,82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 396,62 juta. Sementara beban pokok penjualan naik 17,88% menjadi USD438,25 juta pada 2018.

Dilansir dari Harian Neraca, Jumat (29/3/2019), beban umum dan administrasi sebesar USD18,12 juta, serta beban penjualan USD9,03 juta atau naik 7,25% secara tahunan. Perseroan mencatatkan beban keuangan naik 52,80% secara tahunan menjadi USD5,32 juta pada 2018. Meski demikian, POLY memperoleh laba selisih kurs sebesar USD5,33 juta, dari tahun sebelumnya yang membukukan rugi kurs sebesar USD2,54 juta.

Baca Juga: Rupiah Turun, Bisnis Asia Pacific Fiber Terancam

Dengan demikian, POLY membukukan laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD12,83 juta, membaik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar yang mencetak rugi USD4,41 juta. Tahun ini, emiten yang bergerak di bidang tekstil ini memasang target penjualan sebesar USD506 juta, dengan kontribusi penjualan ekspor ditargetkan 25%-30% dari total penjualan.

Maka guna memenuhi target tersebut, perseroan akan meningkatkan proporsi produk bernilai tambah. Apalagi, prospek produk bernilai tambah (added value) di bahan baku tekstil semakin membaik. Prama Yudha Amdan, Assistant President Director Corporate Communications POLY menyebutkan bahwa dengan meningkatkan produk bernilai tambah, perseroan turut meningkatkan daya saingnya di sektor hulu tekstil ini.

grafik

Adapun saat ini POLY telah memproduksi beragam produk bernilai tambah seperti benang anti-bacteria, serat tahan api dan serat otomotif. Prama menyebutkan perseroan tengah mengincar customer dari sektor otomotif yang baru, dengan cara mempelajari formulasi material yang cocok dengan pelanggan tersebut.

Untuk mengembangkan segmen ini, maka POLY pun menganggarkan dana dari capital expenditure (capex) tahun ini yang direncanakan sekitar USD14 juta - USD15 juta. Pertama capex digunakan untuk menambah infrastruktur di line production benang-benang bernilai tambah, yang kedua revitalisasi mesin produksi.

Prama memastikan, belum ada investasi baru atau penambahan kapasitas di tahun 2019 ini selain peremajaan mesin tersebut. Untuk added value product diperkirakan di tahun ini kontribusinya sekitar 30% dari EBITDA perusahaan. Selain memenuhi pasar lokal, produk bernilai tambah ini juga menyasar pasar ekspor.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement