Namun, membaiknya kinerja konsumsi rumah tangga dapat menjadi faktor yang mendorong impor barang dan jasa dalam periode ini, meski tidak setinggi pada 2018.
Oleh karena itu, defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan mencapai 2,7% terhadap PDB masing-masing pada 2019 dan 2020 atau lebih rendah dari 2018 yang tercatat tiga persen dari PDB.
Faktor pemicunya adalah pertumbuhan impor maupun ekspor yang mengalami perlambatan, meski pemasukan dari pendapatan devisa sektor pariwisata terus berlanjut.
Laporan ADO ikut mengingatkan risiko eksternal terhadap proyeksi ekonomi yaitu meningkatnya ketegangan perdagangan global dan volatilitas pasar keuangan internasional serta kemungkinan kekeringan akibat fenomena El Nino.
(Feby Novalius)