JAKARTA - Emiten pertambangan, PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) berhasil membukukan laba bersih 2018 sebesar USD37,38 juta setara Rp525,9 miliar (kurs Rp14.100 per USD) atau tumbuh 76,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD21,43 juta.
Seperti dilansir Harian Neraca, Jakarta, Senin (8/4/2019), sementara pendapatan naik 45,12% menjadi USD438,44 juta, dibandingkan tahun lalu tercatat sebesar USD310,70 juta.
 Baca Juga: Produksi Toba Bara Capai 5,8 Juta Ton Batu Bara
Beban pokok pendapatan perseroan tercatat senilai UD314,34 juta pada 2018. Jumlah tersebut naik 45,12% dari USD216,60 juta pada 2017. Kendati demikian, TOBA masih membukukan pertumbuhan laba kotor pada tahun lalu. Tercatat, laba kotor naik dari USD94,10 juta menjadi USD124,09 juta pada akhir 2018.
Pada akhir 2018, posisi total liabilitas yang dimiliki perseroan naik 64,96% menjadi USD286,25 juta. Sementara itu, total ekuitas juga naik 23,36% menjadi USD215,62 juta. Adapun, total aset tercatat senilai USD501,88 juta per akhir 2018. Nilai itu naik 44,08% dari USD348,33 juta pada 2017. Sebagai informasi, tahun ini perseroan berencana mengakuisisi proyek kelistrikan dengan upaya menambah portfolio di sektor tersebut.
 Baca Juga: Toba Bara Sejahtera Raih Pinjaman USD157,99 Juta
Sebelumnya, perseroan telah merampungkan akuisisi 100% saham PT Batu Hitam Perkasa (BHP) pada akhir 2018. BHP merupakan pemegang saham 5% PT Paiton Energy yang mengoperasikan tiga pembangkit listrik berkapasitas total 2.045 megawatt (mw) dengan teknologi supercritical boiler.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)