JAKARTA - Hingga akhir tahun 2018, PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) menargetkan volume produksi dan penjualan batu bara sekitar 5,4 juta—5,6 juta ton. “Sampai akhir 2018 kami akan kejar produksi batu bara 5,4 juta—5,8 juta ton,” kata Direktur Toba Bara Sejahtra Sudharmono Saragih dikutip dari Harian Neraca, Jumat (16/11/2018).
Baca Juga: Aturan Perpanjangan Kontrak Tambang Batu Bara Diubah
Disampaikannya, volume produksi batu bara perseroan masih sesuai dengan panduan awal tahun. Per September 2018, perusahaan membukukan penjualan batu bara sejumlah 3,8 juta ton, naik 8,6% year-on-year (yoy) dari sebelumnya 3,5 juta ton. Volume produksi meningkat 8,1% yoy menuju 4 juta ton dibandingkan per September 2017 sebesar 3,7 juta ton.
Â
Menurutnya, produk dengan kalori 5.600—5.900 Kcal/kg merupakan berkontribusi 62% dari total pemasaran perseroan. Selanjutnya, kalori 5.200 Kcal/kg menyumbang 21%, dan kalori lainnya 17%. Komposisi pasar ekspor dalam 9 bulan pertama 2018 ialah Taiwan sebesar 23%, Malaysia 17%, India 14%, Korea 13%, Tiongkok 7%, dan Thailand 7%. Ke depan, pasar ASEAN masih berperan penting menjadi end user batu bara.
Baca Juga: Lebih Ramah Lingkungan, Energi Tanpa Batu Bara Diperkuat
Dari sisi keuangan, per September 2018 TOBA membukukan pendapatan USD304,1 juta, naik 43,9% yoy dari sebelumnya USD211,3 juta. Laba bersih meningkat lebih tinggi, yakni 53,9% yoy menuju USD45,9 juta dibandingkan per September 2017 sebesar USD29 juta. Peningkatan kinerja keuangan turut didukung memanasnya harga. Rerata harga jual atau average selling price (ASP) TOBA per September 2018 naik 24,5% yoy menjadi USD73,7 per ton dari sebelumnya USD59,2 per ton. Adapun, ongkos produksi dalam 9 bulan pertama 2018 mencapai USD47,8 per ton. Komponen kontraktor tambang berkontribusi 74% terhadap total ongkos per unit.
Follow Berita Okezone di Google News
(kmj)