Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

MRT Masuk Tangsel Pacu Pengembangan Properti

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 22 April 2019 |13:08 WIB
MRT Masuk Tangsel Pacu Pengembangan Properti
Foto: Okezone
A
A
A

Dia menilai perpanjangan rute MRT ke Tangsel cukup rumit, apalagi rute yang dilewati Jalan Ciputat Raya dikenal cukup padat. “Kemungkinan besar dibangun jalur rel layang mengingat kepadatan bangunan di sepanjang Jalan Ciputat Raya,” ucapnya.

Pemkot Tangsel pun harus merevisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang ada sehingga memiliki manajemen risikonya. “Juga harus dipikirkan rencana rekayasa lalu lintasnya di sepanjang koridor bawah selama pengerjaan konstruksi berjalan termasuk kompensasi kepada pemilik bangunan yang terdampak proyek,” ucap Nirwono.

Kompensasi ini harus dipikirkan dengan sangat matang, mulai dari total kerugiannya, bantuan modal usaha kembali, hingga relokasi pembangunan usahanya kembali. “Rancang ulang jaringan transportasi dan angkutan perkotaan serta angkutan massal supaya saling mendukung dan tidak tumpang tindih dengan angkutan yang ada sehingga terhindar dari gesekan,” ungkapnya.

Dengan begitu, keberadaan MRT dapat benar-benar dirasakan bukan hanya warga Tangsel yang bekerja di Jakarta, melainkan masyarakat di sekitarnya. Menurut Nirwono, masuknya MRT ke Tangsel justru jangan malah menciptakan urbanisasi. Perkembangan kota harus mandiri dan tidak bergantung pada Jakarta.

“Jangan pikirkan transportasi yang kian dekat dan memudahkan perjalanan dari Kota Satelit ke Jakarta, tapi bagaimana pikirkan soal pengembangan Kota Satelit,” ujarnya. Dia menilai tanpa konsep dan aturan yang jelas, keberadaan MRT atau light rail transit (LRT) di kota-kota penyangga malah menimbulkan masalah baru.

Urbanisasi bakal makin menjadi lantaran kemudahan transportasi. Kondisi ini diperburuk masyarakat meninggalkan rumah untuk bekerja di Ibu Kota kemudian belanja di Jakarta. Namun, bila mengukur jangka panjang keberadaan urbanisasi malah merugi. Investasi kesehatan perlu dipikirkan seiring bertambahnya umur seseorang otomatis biaya kesehatan juga bertambah.

Karena itu, dalam pengembangan MRT atau LRT berbagai Kota Satelit harus mempersiapkan diri. Pencanangan kemandirian kota wajib dilakukan agar tak merugikan kota itu sendiri. “Bila perlu, segala aktivitas harus di kota. Fungsi MRT atau LRT ketika ada keperluan ke Jakarta,” ucapnya.

Dia mencontohkan pembangunan MRT di Jakarta persisnya di kawasan Fatmawati, ketika MRT tak menguntungkan bangunan atau gedung di sekitar lantaran tak terhubung MRT. “Ini yang perlu dipertimbangkan dengan pembangunan MRT atau LRT di luar Jakarta,” kata Nirwono. (Hasan Kurniawan/Yan Yusuf)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement