Lalu dari lini bisnis properti tercatat tumbuh 150%, di mana hingga Maret 2019 sebesar Rp15 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6 miliar. miliar. "Utamanya disumbang dari laba bersih Menara Astra," imbuhnya.
Sementara laba bersih dari lini bisnis otomotif mengalami penurunan 10%. Di mana pada kuartal I 2018 sebesar Rp2,10 menjadi Rp1,90 triliun di kuartal I 2019. Menurut Tira, penurunan kontribusi laba bersih bisnis otomotif dikarenakan volume penjualan mobil yang menurun.
Penurunan tersebut juga diikuti oleh kontribusi lini agribisnis yang turun 89%. Laba bersih yang didapatkan Rp30 miliar di kuartal I 2019 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp283 miliar.
"Di agribrisnis itu mengalami penurunan karena harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sedang tidak begitu menarik, sehingga mempengaruhi laba bersih setiap perusahaan palm oil, termasuk Astra yang profitnya turun 98%. Harga rata-rata penjualan CPO turun sekitar 20%," jelas dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)