Secara umum, CSP mampu menghasilkan listrik tanpa matahari dan bisa bekerja pada malam hari. Menara Dubai itu mampu menyimpan panas selama 15 jam dan menyediakan pasokan listrik selama 24 jam.
CSP memiliki tinggi mencapai 260 meter dan dikelilingi oleh 70.000 heliostat. Menara CSP dengan kekuatan 100 megawatt ditambah dengan parabola dan photovoltaics akan menyuplai 850 megawatt. Nantinya, tahap kelima 900 megawatt photovoltaics akan resmi beroperasi pada 2021.
Awal April lalu, melansir Arabian Business , proyek pembangunan Menara CSP sudah dimulai. Itu akan menjadi simbol transformasi Dubai menjadi pusat energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Menurut CEO DEWA Saeed Mohammed Al-Tayer, CSP itu akan menjadi penghasil lis trik independen dan menjadi CSP terbesar di dunia. Proyek konstruksi CSP itu dilakukan oleh Noor Ener gy 1, sebuah konsorsium dan kemitraan antara DEWA, ACWA Po-wer dari Saudi, dan Silk Road Fund dari China.
Baca Juga: Pembangkit Listrik Tenaga Surya SMA Pertama di Indonesia Diresmikan
Menurut Abdul Hamid Al Mu haidib, Direktur Pelaksana Noor Energy 1, proyek pembangunan CSP akan sesuai dengan rencana. Nantinya, jika kapasitas lis trik yang dihasilkan mencapai 1.963 megawatt dari fase pertama hingga keempat, maka taman panel surya Mohammed bin Rashid Al Maktoum Solar Park menempati posisi terbesar di dunia.
“CSP itu merupakan menara surya tertinggi di dunia. Itu memiliki kapasitas penyimpan panas terbesar,”kata Al-Tayer. The Ladakh Solar Farm di India akan menghasilkan 3.000 megawatt saat beroperasi pada 2023 ketika World Economic Forum dilaksanakan.
Saat ini, Taman Panel Surya Tengger di Ningxia, China, menghasilkan 1.547 megawatt dan terbesar di dunia saat ini. “Debu masih menjadi tantangan signifikan,” demikian keterangan DEWA.
“Akumulasi debu pada panel surya bisa menghasilkan listrik,” imbuh mereka. DEWA sedang menyiapkan sistem pembersih robot untuk membersihkan pembangkit listrik dalam waktu singkat. Faktor lain yang menjadi tantangan adalah temperatur yang ekstrem, pada malam hari sangat dingin, sedangkan pada siang hari sangatlah panas.
Degradasi suhu juga berlangsung sangat ekstrem. Temperatur pada musim panas bisa mencapai 40 derajat Celsius, dan belasan derajat Celsius pada malam hari. Proyek tersebut merupakan upaya UEA akan mengembangkan energi campuran antara energi ramah lingkungan, nuklir, dan energi terbarukan.
Energi UEA akan fokus menyeimbangkan tujuan ekonomi dan lingkungan. Mengefisienkan penggunaan energi oleh individu dan organisasi hingga 40%. Dubai sebagai garda depan pembangunan di UEA akan menjadi pelopor dalam pengembangan energi ramah lingkungan.
Dubai akan menjanjikan tujuan dan kerangka energi bersih hingga 2050. Dubai menyiapkan infrastruktur, hukum, pendanaan, dan pembangunan kapasitas untuk mewujudkan energi bersih.