Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, perseroan memperkuat divisi biopharma, divisi bahan baku obat, dan divisi plant, untuk mendorong pendapatan perseroan. Terutama produk biopharma, kata dia, bakal menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan perusahaan. Dia meyakini penjualan produk biopharma bakal tumbuh jauh di atas pasar. Meski demikian, dia tidak menyebutkan target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di tahun ini.

Adapun, belanja modal yang dialokasikan tahun ini sekitar Rp10 miliar-Rp15 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp70 miliar. Hal ini karena proyek renovasi pabrik tahap IV di pabrik Pasar Rebo telah selesai akhir 2018.Direktur Merck, Arryo Aritrixso W menambahkan, perseroan telah menyelesaikan proyek renovasi fase IV di pabrik Pasar Rebo pada akhir 2018.
Dengan demikian, kapasitas produksi yang semula 660 juta tablet dan kapsul per tahun menjadi 1,6 miliar tablet dan kapsul per tahun. Sejalan dengan peningkatan kapasitas, perseroan bakal menambah pasar baru dengan membidik pasar Asia Pasifik, tidak termasuk China, Jepang, dan India."Tahap pertama untuk ekspor produk diabetes," katanya.
Sementara rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan telah menetapkan dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham sebesar Rp1,149 triliun atau Rp2.565 per saham pada 28 Desember 2018, sebagai dividen final untuk tahun buku 2018.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)