Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Bervariasi Imbas Tensi Perang Dagang AS-China

Harga Minyak Bervariasi Imbas Tensi Perang Dagang AS-China
Foto: Reuters
A
A
A

HOUSTON - Harga-harga minyak sebagian besar relatif stabil pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mengakhiri pekan ini sedikit lebih rendah karena ketegangan perdagangan yang dipicu oleh langkah Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan tarif barang-barang China dibayangi pengetatan pasokan global dan ekspektasi kenaikan permintaan pengilangan AS.

Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli naik tipis USD0,23 atau 0,4% menjadi ditutup pada USD70,62 per barel di London ICE Futures Exchange, tetapi membukukan kerugian mingguan sebesar 0,3%.

Patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun USD0,04 menjadi menetap pada USD61,66 per barel di New York Mercantile Exchange, dengan kerugian mingguan sebesar 0,5%. Demikian seperti dilansir Antaranews, Jakarta, Sabtu (11/5/2019).

 Baca Juga: Surat Xi Jinping ke Trump Angkat Harga Minyak

Setelah minggu yang bergejolak, investor khawatir tentang kemungkinan perang perdagangan Amerika Serikat - China yang berlarut-larut, meskipun ada upaya-upaya menit terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan.

Presiden AS Donald Trump pada Jumat (10/5/2019) mengatakan dia tidak terburu-buru untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dengan China ketika Washington memberlakukan tarif baru untuk barang-barang China dan para negosiator mengakhiri pembicaraan hari kedua.

Ketegangan perdagangan yang meningkat antara dua konsumen minyak terbesar dunia itu dapat mempengaruhi permintaan minyak. Data dari Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan Amerika Serikat dan China bersama-sama menyumbang 34 persen dari konsumsi minyak global pada kuartal pertama 2019.

 Baca Juga: Ada Harapan Pertemuan AS-China, Wall Street Menguat

Harga mendapat beberapa dukungan pada Jumat (10/5/2019) karena investor mengantisipasi kilang-kilang Gulf Coast dan Midwestern, yang keluar dari pemeliharaan musiman, untuk mendorong permintaan minyak menjelang musim mengemudi musim panas di Amerika Serikat.

"Minyak mentah memiliki potensi lebih besar untuk naik," kata Kepala Analis Minyak di Oil Price Information Service, Tom Kloza. "Dengan dimulainya pengilangan Teluk, permintaan akan secara signifikan di atas pasokan untuk sekitar 100 hari ke depan."

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement