
Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada total PMDN tersebut di tiga bulan awal tahun ini yakni industri makanan yang menggelontorkan dana mencapai Rp7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp2,6 triliun, dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun. Selanjutnya industri manufaktur juga menyetor hingga 26% atau USD1,9 miliar terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA). Tiga sektor yang menopangnya, yaitu industri logam dasar sebesar USD593 juta, diikuti industri makanan USD 376 juta, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia USD217 juta. Kemenperin menargetkan sepanjang 2019 pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4%.
Subsektor yang di perkirakan tumbuh tinggi antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan, pemerintah perlu terus melakukan reformasi di segala bidang terutama birokrasi untuk menarik investasi. Menurut dia, pemerintah harus mampu memangkas birokrasi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Kita juga harus mengambil manfaat dengan adanya perang da gang karena akan banyak relokasi dari China ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Untuk itu, kita harus pastikan pertumbuhan tetap terjaga sehingga investasi terus masuk,” ungkapnya.
(Oktiani Endarwati)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)